Usai jeda selama sekitar sebulan, Kajian Fiqih
bada Subuh setiap hari Sabtu di Masjid Al Ukhuwwah Permata Sukodono Raya
kembali aktif 19 Juni lalu. Kali ini pembahasan Kitab Fiqih karangan Syaikh
Sayyid Sabiqh memasuki kajian tentang pemulasaraan jenazah.
Meski pembahasannya tentang memperlakukan
jenazah, kajian didahului dengan bab mengenai orang sakit, adab ketika
menjenguk orang sakit dan sikap sebagai mukmin ketika sedang menderita sakit. Sebab salah satu penyebab kematian adalah menderita sakit, entah dalam waktu singkat atau berkepanjangan.
Ustadz Ahmad Habibul Muiz menuturkan beberapa hadits yang layak menjadi renungan dan tuntunan mengenai bagaimana sepantasnya seorang mukmin bersikap ketika sedang menderita sakit. Beberapa poin mengenai sikap tersebut saya rangkum sebagai berikut:
1. Menyikapi penyakit, musibah sebagai rahmat Allah
Adalah
manusiawi ketika tertimpa musibah kita bersedih, ketika sakit kita merasa
menderita. Namun kesedihan dan derita itu hendaknya tidak berlarut dan
menyebabkan kita bersuudzon kepada Allah. Sebesar apa penderitaan dan musibah
yang sedang kita hadapi selayaknya kita selalu berpikir positif dan berhusnuzon
kepada Allah. Dua hadits berikut ini menjadi pengingat bahwa sejatinya bagi
seorang mukmin, di balik musibah dan sakit bisa saja terdapat guyuran rahmat. Di balik kesakitan itu, Allah sedang menghapus dan mengampuni dosa-dosa kita.
“Tidaklah menimpa seorang mukmin dari perasaan sedih atau perasaan tidak nyaman atau perasaan resah atau sakit ataupun tertusuk duri kecuali Allah menghapus dosa-dosanya atas perasaan tidak nyaman tersebut"
(HR. Bukhari)
2. Mengeluh saat sakit, boleh, asal…
Bolehkah mengeluh saat sakit? Menurut syariat diperbolehkan mengeluh sakit. Bahkan Rasulullah pernah mengeluh ketika sakit. Namun hendaknya keluhan tersebut ditujukan untuk mendapatkan pengobatan. Misalnya mengeluhkan sakitnya kepada dokter atau tabib untuk mendapatkan obat yang bisa mengurangi keluhan dan atas seizin Allah bisa menyembuhkan.
3. Jangan khawatir kehilangan pahala kebaikan
Ketika
sakit yang membutuhkan waktu untuk beristirahat di atas tempat tidur dalam
waktu lama, kita sering khawatir tak lagi mendapat pahala dari berbagai amal
shalih yang biasa kita lakukan. Sholat berjamaah di masjid, hadir dalam kajian,
mengajarkan ilmu kebaikan dan berbagai amal shalih lainnya.
Jangan
khawatir, Allah telah berjanji bahwa bagi seorang mukmin yang istiqomah berbuat
kebaikan, sedangkan ia dalam keadaan sakit sehingga tak mampu melakukannya maka
ia akan tetap dicatat telah berbuat kebaikan serupa.
Dan yang hendaknya tak dilupakan, adalah muhasabah atas turunnya penyakit dan musibah. Mungkin Allah sedang menegur kita yang lupa bersyukur atas nikmat sehat. Mungkin Allah sedang mengingatkan kita atas dosa yang telah kita perbuat.
Surah Asy-Syura ayat 30 mengingatkan pentingnya muhasabah ketika sedang ditimpa musibah.
وَمَاۤ اَصَابَكُمۡ مِّنۡ مُّصِيۡبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتۡ اَيۡدِيۡكُمۡ وَيَعۡفُوۡا عَنۡ كَثِيۡرٍؕ
"Wa maaa asaabakum mim musiibatin fabimaa kasabat aydiikum wa ya'fuu 'an kasiir
Artinya: “Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu).”
Adanya ujian, musibah, penyakit adalah pengingat agar kita senantiasa bersikap tawadhu'dan tidak sombong. Sebab segala yang terjadi di dunia ini terjadi atas kehendak Allah
Surah At-Taghabun ayat 11 menjadi pengingat agar seorang mukmin senantiasa bertawakal dan beriman, bahwa musibah terjadi atas kehendak Allah. Dan Allah Maha Mengetahui yang terbaik bagi umatNya, yang maha memberi petunjuk dan hidayah hingga merasuk ke dalam hati.
مَاۤ اَصَابَ مِنۡ مُّصِيۡبَةٍ اِلَّا بِاِذۡنِ اللّٰهِؕ وَمَنۡ يُّؤۡمِنۡۢ بِاللّٰهِ يَهۡدِ قَلۡبَهٗؕ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَىۡءٍ عَلِيۡمٌ
"Maaa asaaba mim musii batin illaa bi-iznil laah; wa many yu'mim billaahi yahdi qalbah; wallaahu bikulli shai;in Aliim
Artinya: “Tidak ada sesuatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Adalah nasihat yang diutarakan ustadz yang perlu diingat selalu:
"Seorang mukmin memiliki dua sifat menakjubkan, yaitu sabar ketika ditimpa musibah dan bersyukur ketika menerima anugerah. Namun kedua sifat tersebut tidak akan muncul jika tidak ada dorongan keimanan"
No comments:
Post a Comment