Jajan di mal mahal,
tarifnya berbeda jauh dengan makan di kaki lima. Kedai di mal butuh biaya
operasional lebih besar, gaji pegawai, sewa tempat dan banyak hal, maka
dampaknya ke harga jual. Tapi pemilik usaha kuliner Mi Marta menawarkan sesuatu
yang berbeda. Ia memberikan kesempatan makan mi ayam, gratis, asal pengunjung
kedainya bersedia beramal.
Restu Zulfikar
mengunggah ajakan makan mi ayam gratis sambil beramal di akun twitternya.
“Assalamualaikum, pagiii.. yang
berkenan mampir dipersilahkan, boleh bawa pulang atau makan di tempat. Sila
datang ke warung saya di Lotte Mart Fatmawati lantai dasar (nami grill),” sapanya di akun @restuzr1.
Akun
milik Restu Zulfikar ini hanya memiliki 512 pengikut, namun ajakan beramal
sebagai ganti makan gratis menuai hampir 25 ribu kali retweet dan 50 ribu tanda
“menyukai” Beberapa netizen meragukan niatnya. Sebab dari perhitungan bisnis
yang dilakukan anak muda ini dipastikan tidak mampu memenuhi biaya operasional.
Restu Zulfikar menjawab bahwa ia menghitung berdasarkan kalkulator Allah. Di
mall ini dia mengaku memiliki 3 tenant, dua tenant fokus untuk dagang dan
khusus Mi Ayam Marta untuk keperluan sosial.
Dari
beberapa cuitannya, tampaknya Restu Zulfikar adalah sosok yang berjiwa sosial
tinggi. Ia khusus mempekerjakan anak-anak putus sekolah dan ibu yang menjadi
tulang punggung keluarga. Dalam foto tenant Mi Ayam Martanya terlihat spanduk bertuliskan
"Mie Ayam Marta, Makan Mie Ayam Bayar
Seikhlasnya. Silahkan langsung masukkan kotak amal tidak ada kasir" Di
spanduk ini juga dijelaskan bahwa dana yang terkumpul akan dimanfaatkan untuk
memberdayakan perempuan dhuafa yang menjadi kepala keluarga serta untuk modal
memberikan pelatihan kepada anak putus sekolah.
Restu Zulfikar mengaku
bahwa sebelum terjadi pandemi corona, Mi Ayam Marta adalah salah satu cabang
bisnisnya. Namun saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan, ia
menemui beberapa kali orang datang ke kedai Mi Ayam Marta sambil membawa
sedikit uang dan menanyakan apakah dengan uang tersebut ia bisa membeli
makanan.
Dari pengalaman
tersebut Restu memutuskan untuk mengganti konsep kedai Mi Ayam Marta untuk
keperluan beramal. Pengunjung bisa makan gratis namun mengisi kotak amal yang
akan dimanfaatkan untuk membantu pihak-pihak yang membutuhkan.
Menurut Restu sejak
membuka program makan gratis, seratus porsi mi habis dalam sehari. Bahkan
sebelum jam tutup mal, kedai Mi Ayam Martanya sudah berkemas untuk tutup
terlebih dahulu. Ia berharap bisa melanjutkan program penawaran makan gratis
selama masih memberikan manfaat. Restu mengaku keuntungan dari dua tenant murni
bisnis yang dimilikinya masih mampu mensubsidi biaya operasional Mi Ayam Marta.
MHmm....mari merenung, kira-kira kita bisa bertransaksi dengan langit dari pintu mana?
Sumber
: Kompas, Twitter @ restuzr1
No comments:
Post a Comment