Sampah plastik adalah masalah besar bagi bumi kita. Proses penguraian yang panjang menjadi sebab sampah plastik kian menumpuk dan menjadi beban. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menguraikan sampah plastik? Dilansir dari Kompas, beberapa jenis sampah plastik di bawah ini membutuhkan waktu urai yang berbeda-beda:
1. Sampah plastik sejenis bungkus permen dan rokok – butuh waktu urai minimal 20 tahun
2. Sedotan plastik, butuh waktu urai minimal 200 tahun
3. Botol dan gelas plastik, butuh waktu urai minimal 450 tahun
4. Sikat gigi bahan plastik, butuh waktu urai 500 tahun
5. Diaper/ popok sekali pakai butuh waktu urai 450 tahun
Waktu yang dibutuhan sampah plastik untuk terurai |
Hmm
padahal semua benda itu sering kita pakai sehari hari. Artinya berperan dalam
menyumbang sampah plastik yang membebani bumi. Jadi, gimana nih masih terus
menyampah plastik? Dalam keseharian kita tak bisa 100 persen lepas dari produk
dan benda berbahan plastik. Tetapi kita bisa berupaya mengurangi, meminimalisir
sampah plastik dengan berbagai cara.
Berikut adalah beberapa cara mengolah dan mengurangi sampah plastik:
1. Memilah sampah anorganik dan setor ke bank sampah
Salah satu kegiatan di RT saya adalah
mengadakan bank sampah setiap bulan. Warga dihimbau memilah dan mengumpulkan
sampah anorganik di rumah dan disetorkan ke bank sampah RT setiap Ahad pekan
kedua. Pengurus RT mengurus penjualan sampah dengan menghubungi pengepul.
Lumayan nih hasil penjualan tiap bulan bisa dapat sekitar 200 ribu-an. Hasil
penjualan dikumpulkan selama setahun. Tabungan tersebut kemudian dibelanjakan
sembako dan dibagi menjadi paket-paket untuk diberikan kepada warga yang aktif
mengumpulkan sampah anorganik dan setor ke bank sampah.
Plastik dan sampah anorganik ini nantinya akan diolah lagi oleh pengepulnya. Salah satu hasil daur ulang sampah plastik adalah kantong/tas kresek. Pernah lihat tas kresek warna abu-abu kehitaman yang terasa kasar dan agak tebal dan bisa hancur sendiri pelahan-lahan dalam beberapa pakan. Itulah tas kresek berbahan plastik daur ulang.
Para pengurus RT yang bertugas mengelola Bank Sampah |
2. Menggunakan tas kain ketika berbelanja dan sedotan logam pengganti sedotan plastik
Kantong
plastik adalah benda yang cukup banyak menyumbang sampah. Upayakan menggunakan
tas kain saat berbelanja terutama ke pasar, yang pedagangnya sering obral kantong
plastik dan kresek, beeugh. Jika memungkinkan bawa sekalian wadah/container untuk
tempat belanja bahan mentah, minta pedagangnya memasukkan belanjaan kita ke
dalam container tersebut.
Saya
biasa belanja ke pasar sepekan atau dua pekan sekali. Untuk menjaga kesegaran
bahan makanan, saya tempatkan sayuran berupa wortel, terong, mentimun, kentang,
buncis serta daging ayam/sapi maupun ikan ke dalam wadah-wadah container kedap
udara. Nggak perlu beli wadah bermerk, bekas tempat es krim literan juga bisa
dimanfaatkan.
Sampah sedotan plastik tuh paling huuuhhhh. Beli es cincau, jus, dawet atau minuman kekinian model boba-boba, thai tea dan teman-temannya pasti dikasih bonus sedotan. Padahal kadang sedotan itu nggak kepakai (terutama kalau beli jus) dan langsung buang. Kalau memang minum nggak pernah pakai sedotan mending tolak aja bonus yang nggak berguna kayak gitu. Lebih bagus lagi kalau kita punya sedotan sendiri, berbahan logam yang bisa dicuci dengan sikat agar tetap higienis saat dipakai kembali.
3. Daur ulang sampah plastik
Yang kreatif nih pasti bisa mengolah sampah plastik bekas bungkus permen, sabun, deterjen, pewangi, refill minyak goreng jadi prakarya yang keren-keren. Saya pernah lihat tas, celemek, taplak, alas piring dan gelas berbahan plastik bekas bungkus makanan. Bagus-baguss banget. Malah pernah lihat tas hasil daur ulang kantong semen di pameran yang diadakan departemen perdagangan. Well you know, harga tasnya bisa ratusan ribu. Wow banget kan.
4. Bawa bekal dari rumah untuk ngantor/sekolah
Sampah plastik juga berasal dari bekas bungkus nasi, kertas coklat yang berlapis plastik tuh salah satunya. Kalau pas ngantor atau sekolah kita sering beli nasi bungkus buat makan siang kan? Ada baiknya untuk mengurangi sampah plastik kita bawa bekal dari rumah. Yang out the box, boleh deh kalau lagi pas pengen jajan dan nglarisin dagangan Warteg bawa wadah sendiri, atau dine in sekalian
5. Pakai lagi kantong/kresek plastik sampai titik terakhir
Kalau terpaksa banget harus pakai kresek atau kantong berbahan plastik, cobalah untuk tidak menggunakannya sekali saja. Misalnya tuh kresek dari toko buku masih mulus, bisa dipakai lagi untuk bungkus kado atau lainnya. Kalau saya sih, karena di rumah jualan produk homecare semacam sabun, deterjen, shampoo dan lain-lain, tas kresek yang baru sekali pakai dari hasil belanja dipakai lagi untuk bungkus. Kresek bekas yang kelar dipakai membungkus kotak bekal si ayah dimanfaatkan sebagai kantong di tempat sampah. Kalaupun nemu kresek yang robek tetap disimpan, disisihkan untuk setor ke bank sampah guna didaur ulang.
Mungkin masih banyak cara dan tips mengurangi sampah plastik.
Tetapi yang terpenting adalah niat dan pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kalau kalian, bagaimana cara teman-teman mengurangi sampah plastik dan
anorganik?
Hemm ngeri kalau bayangin sampah terus saja menumpuk, setiap hari ada aja yang buang. Pasti sulit terurai, jadi kita harus mengurangi sampah plastiknya.
ReplyDelete