catatan seorang ibu, wanita, hamba sahaya yang ingin berbagi pikiran dengan dunia

Pilih Investasi Emas, Reksa Dana atau Sukuk Ritel?

Menteri Keuangan Sri Mulyani telah menyatakan bahwa Indonesia memasuki resesi per September 2020 ini. Secara umum, resesi adalah kondisi perekonomian global suatu negara dimana terjadi penurunan pada aktivitas perdagangan, investasi, laba perusahaan dan sektor ekonomi lainnya. Ekonomi anemia, kurang darah, kurang lebih seperti itulah. Dan bahayanya kondisi ini bisa menyebabkan kian banyak PHK, lapangan kerja semakin menciut saja, konsumsi rumah tangga juga berkurang, karena lebih banyak orang memilih menghemat secara besar-besaran.

Saya membaca sebuah artikel di CNBC yang mengulas lima tips menghadapi resesi, yaitu: kembangkan potensi diri, cari bisnis sampingan, simpan uang cash dalam jumlah cukup, bayar dan lunasi hutang dan tetaplah berinvestasi.

Uang cash memang harus disimpan sebagian, sebagai tabungan untuk biaya tak terduga. Lunasi hutang akan meringankan beban, terutama jika hutangnya "berbunga". Investasi? kira-kira investasi mana yang menguntungkan?

Saya bukan pakar keuangan, tetapi sekadar membuat catatan yang membandingkan dari ketiga jenis investasi yang saya miliki. Jangan berpikir investasi saya bernilai puluhan juta. Nilainya hanya berkisar ratusan ribu hingga beberapa juta saja. Berikut perbandingannya.

1. Emas

Saya memiliki emas/logam mulia Antam 5 gram hasil lomba blog Pegadaian tahun 2016. Ngga sempat mencatat harga emas saat itu, tetapi pada kuitansi yang diberikan bersama hadiahnya tertulis 2.900.000 dan margin 72.500. Anggaplah emas lantakan seberat 5 gram itu harganya 2.972.500, artinya harga 1 gramnya pada tahun 2016 adalah 594.500 . Saat ini harga emas/ logam mulia Antam (29 September 2020) adalah Rp. 1.014.000,- 

Artinya dalam kurun waktu lima tahun ada kenaikan sebesar 419.500. Atau hampir 50 %. Lumayan juga ya, apalagi emasnya dapat hadiah alias nggak beli. 


2. Sukuk

Saya pernah menuangkan pengalaman saya menjadi investor ST-003 (Sukuk Ritel) di sini  Modal investasinya adalah simpanan uang di BPJS TK yang saya ambil setelah mengundurkan diri dari kerja kantoran sekitar 3 tahun-an. Setiap bulan "return" dari investasi ST-003 saya terima per tanggal 10. Besaran yang dijanjikan 8.15% pertahun  belum dipotong pajak.

Jadi kalau misal kita memiliki investasi sebesar 15 juta, maka setiap bulan kita menerima hasil investasi sebesar kurang lebih sebesar 75 ribu rupiah per bulannya.

Oh ya, return SUKUK Ritel dan ORI (Obligasi tahun ini hanya berkisar 6% saja, turun dibandingkan saat saya invest tahun lalu yang sebesar 8.15%)

3. Reksa Dana

Sekitar pertengahan tahun 2018 saya mengikuti kelas investasi Reksa Dana Manulife. Hingga pertengahan April saldo saya hanya 712 ribuan. Waktu itu saldonya terisi dalam beberapa kali setoran, 100 ribu dan 3 x 200 ribu dan nggak nambah lagi sampai bulan Agustus 2020 lalu. Hahaha belum ada dana lagi untuk nambahin sih ya, maklum sekarang jadi pengangguran dan kemarin-kemarin ada aja kebutuhan. Ternyata dalam kurun waktu setahun, antara April - September terdapat pergerakan dan saldonya bertambah menjadi 771 ribu rupiah. Berarti setahun nambah 50 ribuan dong ya, lumayan, nggak kepotong pajak dan admin pula. Sebab Reksa Dana emang ga kena dua biaya-biaya tersebut. Akhirnya saya masukkan uang tabungan untuk konsumsi pengajian 300 ribu yang ada di amplop (saya biasa nabung sebulan 50 ribu untuk persiapan dana konsumsi jika ketempatan pengajian, berhubung masa pandemi, ngajinya libur jadi uangnya masuk ke investasi dulu hihihi)


Karena pilihan setor dana pembelian di RD Manulife ada melalui BCA (selain bayar di indomaret, virtual account dan Go Pay) saya pun pilih titip suami, uang saya berikan dan beliau transfer sejumlah uang saya ditambah 3 digit kode sesuai SMS dan email yang saya terima ketika mengajukan pembelian unit.

EH, ternyata jika kita melakukan transfer pembelian dari rekening orang lain (pihak ketiga yang masih ada hubungan keluarga) harus menyertakan surat pernyataan, scan KK dan KTP segala. Dan CS menjelaskan bahwa sebenarnya baik pembelian maupun pencairan unit reksa dana seharusnya menggunakan rekening bank atas nama pemilik akun reksa dana itu sendiri. Wah, saya baru tahu nih. OKlah kalau gitu kapan-kapan saya beli unit pakai GoPay saja, mudah-mudahan GoPay saya segera terisi dana dari hadiah dan ikhtiar lain-lain juga. Untuk sementara, untung dari penjualan bawang goreng renyah saya kumpulkan hingga mencapai minimal satu juta rupiah, kemudian saya lakukan pembelian unit Reksa Dana pasar uang. Saya belum berani bermain di RD Campuran atau Saham. 



Tabungan, tetep harus ada, karena sedikit uang di rekening itu untuk jaga gawang agar rekening tetap aktif, bisa dipakai terima transferan dari teman dan keluarga yang beli pulsa dan bayar-bayar tagihan PLN dan tagihan lainnya di PPOB kami.

Nah, dari ketiga jenis investasi tersebut kira-kira lebih cuan mana menurut kalian? Emas, Reksa Dana atau Sukuk Ritel? Kalau saya memilih berinvestasi di Emas dan Reksa Dana untuk jangka panjang. Sedangkan SUKUK Ritel lebih berfungsi seperti deposito sebab jatuh temponya rata-rata 2-3 tahun.



Share:

No comments:

Post a Comment

BloggerHub

Warung Blogger

KSB

komunitas sahabat blogger

Kumpulan Emak-emak Blogger

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Powered by Blogger.

About Me

My photo
Ibu dua putra. Penulis lepas/ freelance writer (job review dan artikel/ konten website). Menerima tawaran job review produk/jasa dan menulis konten. Bisa dihubungi di dwi.aprily@gmail.com atau dwi.aprily@yahoo.co.id Twitter @dwiaprily FB : Dwi Aprilytanti Handayani IG: @dwi.aprily

Total Pageviews

Antologi Ramadhan 2015

Best Reviewer "Mommylicious_ID"

Blog Archive

Labels

Translate

Popular Posts

Ning Blogger Surabaya

Ning Blogger Surabaya

Labels

Labels

Blog Archive

Recent Posts

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.