Dulu, waktu si sulung lolos seleksi penerimaan santri baru di pondok pesantren, keluarga besar kami pada ribut.
"Ngapain mondhok, nanti lulusan pondok mau kerja apa"
"Duuh, di pondhok nanti anakmu diapa-apain lo"
"Belajar agama kan nggak selalu di pondok, bisa belajar sendiri di rumah dan sekolah".
Hmm ya..saya cuma senyum aja, sambil mengelus dada.
Lha ya kan yang berkomentar nggak ikut bayarin sekolahnya, ngga ikut repot kalau ada apa-apa hehehe.
Saya juga ngga mau terlalu membangga-banggakan kalau santri itu TOP, pasti begini begitu, nggak juga merasa derajat santri lebih tinggi.
Sebab hidup di dunia itu proses, hasil akhirnya di akhirat nanti.
Sebab penilaian tertinggi itu di hadapan Allah, biar saja apa kata manusia.
Tawakal dan Lillahita'ala itu saja.
Mengapa memilih pondok pesantren?
1. Pondok pesantren itu miniatur hidup bermasyarakat. 24 jam berbaur dengan santri dari berbagai suku dan sifat. Baik buruk, dipelajari dari pergaulannya.
2. Mengedepankan mental skill.
Job skill bisa tak lagi berharga jika kalah bersaing di dunia kerja, tapi mental skill membentuk jiwa pejuang dalam diri anak. How to struggle, fight, survive.
3. Bekal ilmu agama.
Saya, jujur bukan orang yang cukup ilmu. Bagaimana menyikapi perbedaan fiqih, bagaimana memahami ilmu waris, bagaimana menterjemahkan bacaan Al Qur'an, bagaimana mengetahui tingkatan hadits antara yang dho'if, hasan, dan shahih ..hmmm jadi ingin mondhok juga.
4. Niat baik insyaAllah hasilnya baik.
Jika niat kita Lillahi ta'ala...apa ya Allah tega nggak memudahkan jalan kita.
Sekali lagi, tawakal dan Lillahi ta' ala itu saja.
Mengapa Memilih Pondok Pesantren?
Ibu dua putra. Penulis lepas/ freelance writer (job review dan artikel/ konten website).
Menerima tawaran job review produk/jasa dan menulis konten. Bisa dihubungi di dwi.aprily@gmail.com atau dwi.aprily@yahoo.co.id
Twitter @dwiaprily
FB : Dwi Aprilytanti Handayani
IG: @dwi.aprily
No comments:
Post a Comment