Di kajian fiqih bada subuh Sabtu 12 Oktober, Ustadz
Ahmad Habibul Muiz mengingatkan untuk berpikir tentang 70 alasan sebelum kita
menghakimi seseorang.
Berbekal ilmu googling andalan, saya kepo apa maksud
"70 alasan" ini ada riwayatnya nggak?
Dan ini hasil googlingnya:
Ja’far bin Muhammad rahimahullah berkata:
💫“Apabila sampai kepadamu
dari saudaramu sesuatu yang kamu ingkari, maka berilah ia sebuah uzur sampai 70
uzur. Bila kamu tidak mendapatkan uzur, maka katakanlah: “Barangkali ia mempunyai
uzur yang aku tidak ketahui.” [HR Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman no 8344]
Abdullah bin Muhammad bin Munazil berkata:
🌱“Mukmin adalah yang
selalu memberi uzur kepada saudaranya, sedangkan munafik adalah yang selalu
mencari kesalahan saudaranya.” [HR Abu Abrirrahman As Sulami dalam Adab Ash
Shuhbah]
🐤Sebenarnya pernyataan
ustadz tadi ditujukan untuk menjawab pertanyaan salah satu jamaah: "
Ustadz kan tadi dikatakan bahwa laki-laki yang nggak mau sholat jamaah itu di
zaman Nabi dikatakan munafiq ya. Nah kalau zaman sekarang kalau diajak jamaah
alasannya malas bagaimana?'
Kemudian dijawab ustadz demikian. Dan ditambahi pengingat:
kita ga bisa buru-buru menilai orang: oooh munafiq, oo kamu begini begitu..
🚦Jadi terinspirasi, bahwa
riwayat "pikirkan 70 alasan / udzur " tersebut bisa diaplikasikan ke
segala peristiwa atau kejadian dalam kehidupan.
⚖Ketika kita melihat sesuatu yang
tidak pada kaidahnya, ketika yang tampak di mata kita salah, ketika kita merasa tersakiti oleh kata-kata seseorang, ketika perbuatan orang lain membuat hati kurang berkenan...pikirkan dulu 70
alasan sebelum menuduh dan menghakimi. Pikirkan 70 udzur sebelum menyematkan label 'jahat, munafiq, sombong, sok tau dan seabreg julukan lain pada orang yang kita anggap berlaku tidak sepatutnya. Sebab itu akan menjaga kita terhindar
dari suudzon dan penyakit hati.
♥
MasyaAllah..
Astaghfirullah..
Semoga kita selalu mampu menjaga hati, agar tidak mati dan
rawan penyakit hati.
🤲
🥺
Aamiin allahumma aamiin
No comments:
Post a Comment