“Blogger itu apa?” tanya seorang customer service bank plat merah saat
melakukan verifikasi kolom "pekerjaan” di formulir pengajuan saya untuk
mengoperasikan MBanking di smartphone.
Ingin
rasanya saya menggaruk kepala yang tidak gatal. Tetapi saya memilih menjelaskan
dengan Bahasa sederhana “penulis bu, yang menulis untuk website internet” Saya
rasa jawaban itu cukup memuaskan karena beliau tak lagi minta penjelasan lebih
lanjut.
Di zaman digital, internet bisa
menjadi sumber mata pencaharian. Salah satu pintu rezeki adalah mengupayakan
blog menjadi sumber penghasilan. Blog, adalah singkatan dari weblog, yaitu
bentuk aplikasi web yang berupa artikel tulisan dan bisa disertai foto atau
video yang diposting dalam halaman web.
Saya mengenal blog pertama kali di
Kompasiana. Waktu itu saya sering ikut lomba menulis di media sosial facebook
melalui fasilitas note atau mengirimkan naskah lomba antologi pada penerbit
yang mengadakan kompetisi. Ketika suatu saat saya membaca pengumuman lomba blog
tahun 2011, saya bertanya-tanya, apa sih yang dimaksud blog itu? Waktu saya googling yang
muncul pertama kali dan menarik perhatian saya adalah platform Kompasiana. Maka
saya pun membuat akun Kompasiana dan menulis satu artikel untuk lomba menulis bertema ”paling Indonesia” di https://www.kompasiana.com/dwi.aprily/55012d55a333114f75512a69/paling-indonesia-sayalah-
Bergabung di Kompasiana sejak 19 Mei 2011 |
Ahahah membaca tulisan jadul saya
itu jadi pengen tertawa sepuasnya. Lucu, terkesan terburu-buru....ya karena
memang mengejar DL hari itu dan lugu. Menang? Nggak lah hehehe. Tapi kata orang
bijak, kegagalan adalah sukses yang tertunda. Maka saya tetap menulis di
Kompasiana meski bukan lomba. Dan makin giat juga berlomba, hingga akhirnya
satu artikel saya untuk lomba SEO dan konten pada kesempatan yang lain berhasil
meraih penghargaan sebagai artikel terbaik:
Satu
catatan kemenangan itu membuat saya kian bersemangat menulis …. menulis …
menulis dan berjuang di kompetisi menulis.
Pada tahun 2012 barulah saya membuat blog dan menulis untuk blog pribadi
ini. Meski demikian Kompasiana tidak saya tinggalkan. Meski sempat vakum cukup lama karena login saya tertolak dan tidak bisa lagi mengakses Kompasiana dan butuh waktu berbulan-bulan memulihkannya dengan bantuan teknisi administrator. Sekian tahun perjalanan,
saya sangat bersyukur mengenal blog melalui Kompasiana. Berbagai pintu rezeki
terbuka dengan perantaranya. Beberapa artikel yang saya tulis di Kompasiana
adalah syarat wajib untuk tulisan berbayar sebagai content creator yang
ditugaskan lembaga atau institusi. Dan yang membuat saya makin cinta pada
Kompasiana, empat kali tulisan saya berhasil meraih penghargaan menang lomba
blog Kompasiana. Setiap tulisan itu memiliki kenangan dan hikmah.
1.
Juara II Lomba
blog Kompasiana “BekasJadiBerkah”
kisah tentang tukang sampah di kompleks perumahan saya. Hadiah lombanya
pun saya serahkan sebagian ke beliau seperti yang telah saya niatkan semula.
Harunya, apa yang saya haturkan ke beliau dibagi berdua sama rata dengan
menantu yang membantunya memungut sampah, tepat di depan mata. Ya Allah….
2.
Lomba Blog Kompasiana
Campina
Ketika menulisnya,
tak sadar mata saya berkaca-kaca teringat kenangan masa kecil bersama almarhum
Papa. Selalu ada yang berkesan dalam setiap tulisan yang saya torehkan. Tulisan ini sangat berarti bagi saya, sebab ini tulisan pertama setelah akun saya dipulihkan dan saya bisa kembali login ke Kompasiana.
3.
Lomba blog Tabungan Haji Danamon
Tulisan yang tak
hanya membuat mata berkaca, tetapi benar-benar membuat saya menangis karenanya.
Curahan hati, penyesalan diri tidak terpikir mempersiapkan dana haji sejak
dini.
4.
Lomba Blog Ulang Tahun BTN
kenangan tentang
perjuangan memiliki rumah pertama. Indah, seru dan tak terlupakan. Sebagai
pengingat pula bahwa Allah memberikan yang kita butuhkan, bahwa Allah mendengar
harapan dan impian meski kita tidak berkoar-koar pada teman-teman di lingkungan
sekitar.
Alhamdulillah, menulis bukan hanya
sekadar hobi. Tetapi bisa menjadi salah satu sarana terbukanya pintu rezeki. Apa
ini alasan terbesar saya cinta Kompasiana? Sebenarnya tidak juga, sebab dari
Kompasiana saya tidak hanya mendapatkan materi berkat menang lomba, tetapi juga
ilmu tentang dunia kepenulisan yang tak ternilai harganya.
Bersama Kompasianer senior: Mbak Avy |
Ilmu tersebut saya
peroleh ketika hadir di Nangkring Kompasiana pada tanggal 14 Mei 2016 dengan
mas Iskandar Zulkarnain (alias Isjet) sebagai pembicaranya. Eh tak dinyana, selain ilmu yang
berharga saya menang live tweet dan flash blogging sekaligus
sebagai bonus tak terduga.
Hadiah Live Tweet dan Flash Blogging |
Berbagai tips menulis dibagikan mas
Isjet dengan pemaparan yang lugas dan bernas. Bagaimana membuat judul yang
menarik, bagaimana kaidah melengkapi artikel dengan foto atau video yang
menunjang, bagaimana mempertahankan pembaca agar tidak bosan membaca tulisan hingga
akhir paragraph dan berbagai ilmu jurnalis yang mahal harganya.
Mas Isjet |
Dari ilmu yang diajarkan mas Isjet
saya belajar menulis cepat, tepat, menarik minat sehingga bisa keluar sebagai
salah satu pemenang flash blogging melalui artikel ini >> https://www.kompasiana.com/dwi.aprily/5736c6efd69373030782952a/perbankansyariah-sama-bagusnya-sama-lengkapnya-sama-modernnya
Ilmu melekat, materi pun dapat. Siapa yang tidak makin cinta pada Kompasiana bagai
cinta kepada teman dekat?
Dua kali berpose untuk dokumentasi lomba yang berbeda, bahagiaaa |
Dari pengalaman selama delapan tahun
mengenalnya, saya belajar memahami bahwa Kompasiana mengajarkan tentang betapa
berharganya #BeyondBlogging. Bahwa ngeblog tidak sekadar
menulis tetapi juga banyak hal bermakna berkaitan dengan tulisan itu sendiri.
Dengan menulis, ngeblog, kita bisa berbagi informasi, memaparkan opini,
menginspirasi, adu argumentasi serta mengenal dan bertemu teman untuk bersilaturahmi
bahkan mendapatkan materi.
“Dapat materi di Kompasiana kan harus menang
lomba?” Tidak juga. Sebab Kompasiana memperkenalkan system K-Reward bagi
setiap penulisnya. Syaratnya berubah secara fleksibel, saya pernah mendapatkan rewards
saat berpartisipasi dalam content affiliation, yaitu semacam sponsored
post yang ditentukan Kompasiana. Saat itu tidak ada batasan minimal page
view (PV) untuk dikonversikan dalam saldo Go Pay dan saya sungguh kaget campur
senang meski PV saya kecil sekali ternyata reward ditransfer ke Go Pay dan
besarnya cukuplah untuk antar jemput anak sekolah beberapa kali jalan hehehe. Bulan
Oktober ini peraturannya mewajibkan PV minimal 3000 total views dari seluruh
konten yang ditayangkan pada periode program setiap bulan untuk dapat dikonversi
menjadi saldo Go Pay.
Menulis
di Kompasiana akan selalu menyenangkan, setidaknya bagi diri saya pribadi. Tak perlu
terlalu memusingkan masalah SEO, DA/PA, keyword seperti yang diributkan para
blogger biasanya. Tema wisata, politik, ekonomi, humaniora OK saja, bahkan satu
atau dua postingan bisa saja terinspirasi oleh tulisan Kompasianer lain yang
kita baca. Maka, saya akan selalu merawat rasa cinta dan kenangan tentang
Kompasiana hingga usia tak lagi muda. Untuk itulah tulisan ini hadir sebagai
rangkuman perjalanan saya bersama Kompasiana selama delapan tahun di usianya yang kesebelas.
Dari lubuk hati terdalam saya ucapkan
Selamat Ulang Tahun Ke-11 Kompasiana. Tetaplah independen dan kritis tanpa
memihak siapapun yang berkuasa. Tetaplah menginspirasi sesama melalui
artikel-artikel dengan sentuhan Humaniora. Tetaplah menjadi wadah opini
sekaligus argumentasi yang santun dan berbudaya. Semoga Panjang umur sehingga hashtag ucapan ulang tahun
untukmu kelak tak hanya dua digit seperti angka 11 yang tertera pada #11TahunKompasiana tetapi tiga, empat angka
atau lebih hingga dunia tak lagi ada.
Keren, Mbak. Salut deh masih eksis dan telaten negblog di Kompasiana. Aku jujur kurang rajin nulis di sana. Postingan bisa dihitung jari. Banyak prestasi ditorehkan di sana ya Mbak. Semoga tambah ulet dan banyak mendapat manfaat setelah ultah ke-11 Kompasiana.
ReplyDeleteHahaha duh malu saya disambangi mahaguru di dunia ngeblog. Yaa Mas, Kompasiana adalah cinta pertama dan untuk selamanya bagi saya. Dimanapun pena tergores semoga membawa manfaat kebaikan bagi sesama.
Delete