catatan seorang ibu, wanita, hamba sahaya yang ingin berbagi pikiran dengan dunia

Palestina

Palestina

Bukan tanah air beta tetapi menyaksikan gemuruh perlawanan demi merdeka, aku serasa turut terluka.
Sudah tiga bulan lebih air mataku selalu tumpah saat membuka media sosial dan melihat berita terbaru di Gaza. Sungguh yang kuharapkan adalah kabar Palestina merdeka, Israel zioinis hancur musnah. Namun yang kutemui baru kabar-kabar duka, tentang anak-anak, wanita, jurnalis, petugas medis yang menjadi korban serangan udara. Tentang pembebasan tahanan  Palestina yang ditukar sandera HAMAS, hati semakin terluka melihat kondisi tawanan Palestina yang kembali ke pelukan keluarga dengan luka-luka dan kisah memilukan selama di penjara. Beda dengan sandera HAMAS yang dilepas dalam keadaan gembira, tanpa kurang suatu apa. Dimana keadilan berada?

Setiap kali berdoa untuk Palestina, air mata akan selalu tumpah. Teringat penderitaan yang harus mereka telan selama 75 tahun selama masa penjajahan dan masih menanti takdir kemerdekaan. 

Aku sedih karena tak bisa berbuat apa-apa selain berdoa untuk kemerdekaan dan kedaulatan Palestina. Apa yang dilakukan pemimpin-pemimpin dunia? Mengapa mereka membiarkan kekejaman Israhell di Palestina membabi buta. Apa mereka, yang berkuasa itu tidak takut dosa dengan membiarkan pembantaian rakyat Gaza di depan mata? 
Palestina, Pixabay


Palestina, dalam kesedihan yang kurasakan ada hikmah yang kukenang. Bahwa dalam kepedihan bangsa Palestina, terutama di Gaza, tak pernah mereka sedikitpun mengeluarkan sumpah serapah dan menyalahkan Allah. Mereka dengan gagah berani dan ikhlas berkata "inilah takdir kami di dunia"  "Biarlah kami yang menanggung tanggung jawab mengembalikan kesucian masjid Al Aqsha"

Masjid Al Aqsha Palestina, Pixabay

Palestina dan Gaza bukan hanya tentang Hamas dan Abu Ubaidah sebagai juru bicara. Takjubku adalah kepada almarhum Syaikh Ahmad Yasin sebagai guru spiritual dan salah satu pendiri Harokah Muqowammah Islamiyah (HAMAS) Sosok yang lumpuh, menghabiskan waktunya di kursi roda namun mampu mendidik anak-anak Gaza sebagai pecinta Al Quran dengan menghafalkan dan menerapkan kemuliaan Al Quran dalam kehidupan.

Palestina. Yang kuingat tentang Palestina dan Gaza adalah Kakek Khaled Naban yang tersohor karena ucapannya "The Soul of My Soul" akan Reem, cucunya yang terbunuh karena serangan udara Israhell. Betapa dunia berurai air mata dari orang-orang yang punya hati ketika melihat Kakek Khaled menciumi jasad Reem dengan wajah teduhnya. Lebih dari 10 ribu jiwa anak-anak Gaza menjadi korban kebiadaban Israhell selama genosida 2023- 2024

Palestina, lebih dari dua puluh ribu jiwa warga Gaza terenggut dalam genosida. Namun perjuangan Gaza, kelembutan hati Kakek Khaled, tutur kata anak-anak Palestina yang santun dan tak putus asa telah membuka mata manusia sedunia. Ratusan bahkan ribuan orang menyatakan telah belajar Al Quran dan sebagian di antara mereka memeluk Islam di benua Eropa dan Australia setelah apa yang mereka lihat di Gaza. Saya masih ingat video-video testimoni para mualaf yang tersentuh memeluk agama Islam karena takjub dengan keimanan orang-orang Gaza.

Yang kuingat tentang Palestina adalah wajah anak-anak yang sedang menghafalkan Al Quran di tengah pengungsian. Yang kuingat tentang Palestina adalah ucapan seorang anak lelaki kecil dengan mata elangnya : kami tidak takut, bukankan jika kami mati terbunuh oleh serangan Israhell kami akan mati syahid? Ini adalah tanah air, tumpah darah kami, tidak akan kami tinggalkan.

Yang kuingat tentang Gaza dan Palestina adalah jurnalis Al Jazeera Wael al Dahdouh yang kehilangan istri, dua anaknya, cucunya, kameramannya dan ia sendiri terluka parah. Namun ia segera menjalankan tugasnya sebagai reporter, penguak tabir tentang apa yang terjadi di Gaza. Wael, yang beberapa saat setelah memakamkan Hamza putra sulungnya yang dirudal Israhell di wilayah yang seharusnya aman.

Kapan genosida ini berakhir? Harapan tumbuh ketika negara Afrika Selatan resmi mengajukan Israhell di mahkamah internasional (International Court of Justice) Afrika Selatan bukan negara muslim, tetapi mereka menyuarakan untuk keadilan bagi Palestina. Terbukti bahwa yang terjadi di Palestina bukan perang agama, melainkan politik apartheid, penjajahan seperti yang pernah terjadi di Afrika Selatan.

Palestina, namamu selalu kusebut dalam doa. Semoga sebelum Ramadan 2024 negeri yang dipenuhi jiwa-jiwa pejuang ini benar-benar merdeka.

Share:

No comments:

Post a Comment

BloggerHub

Warung Blogger

KSB

komunitas sahabat blogger

Kumpulan Emak-emak Blogger

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Powered by Blogger.

About Me

My photo
Ibu dua putra. Penulis lepas/ freelance writer (job review dan artikel/ konten website). Menerima tawaran job review produk/jasa dan menulis konten. Bisa dihubungi di dwi.aprily@gmail.com atau dwi.aprily@yahoo.co.id Twitter @dwiaprily FB : Dwi Aprilytanti Handayani IG: @dwi.aprily

Total Pageviews

Antologi Ramadhan 2015

Best Reviewer "Mommylicious_ID"

Blog Archive

Labels

Translate

Popular Posts

Ning Blogger Surabaya

Ning Blogger Surabaya

Labels

Labels

Blog Archive

Recent Posts

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.