Timeline facebook tempo hari diteduhkan posting viral tentang "Tuhan yang Terpojok" Sungguh, seperti oase di tengah postingan : komisioner KPU yang tertangkap tangan KPK karena kasus suap, Bupatiku yang tertangkap tangan KPK karena kasus korupsi, KPK yang harus menunggu persetujuan partai yang sedang berkuasa untuk menggeledah kantor pusat sebagai cara menemukan barang bukti dugaan korupsi serta kabar-kabar menyebalkan tentang bertambahnya hutang negara, memanasnya natuna karena pihak asing "mengejar ikan yang lari ke Indonesia"
Jika belum pernah membaca, berikut ini adalah screen okisah yang saya dapatkan di beranda:
Al kisah, ada tiga pemuda yang terpaksa menginap di gua di tengah perjalanan karena kemalaman. Tiba-tiba sebuah batu besar menggelinding dan menutup pintu gua sehingga tidak ada kemungkinan bagi mereka untuk keluar menghirup udara keesokan harinya.
Maka ketiga pemuda tersebut memohon pertolongan Allah dengan "mengungkit"perbuatan baiknya.
Pemuda pertama menyatakan bahwa ia sangat mencintai kedua orang tuanya yang telah renta. Jika ia memerah susu maka yang berhak pertama kali mendapatkannya adalah kedua orang tuanya, bukan anak istri atau budaknya. Andai didapati orang tuanya tertidur, susu itu diberikan segera sesudah mereka bangun, barulah ia mengupayakan untuk anak istrinya.
Batu pun sedikit bergeser.
Pemuda kedua bercerita tentang anak pamannya yang cantik jelita dan ia sangaat menyukainya namun si gadis menolak cintanya. Ketika suatu waktu si gadis membutuhkn pertolongan, si pemuda menawarkan 120 dinar dengan syarat si gadis mau tidur dengannya. Ketika hendak berbuat zina, si gadis mengingaatkan bahwa "tidak halal bagimu kecuali membuka cincin dengan cara yang benar" Maka ia pun tersadar dan meninggalkan sejumlah uang yang dijanjikan tanpa menyentuh gadis itu sedikitpun.
Batu pun kembali bergeser
Pemuda ketiga berkisah tentang perlakuannya kepada pekerjanya. Ada salah satu pegawainya yang tidak sempat mengambil uang lelahnya. Si pemuda kemudian mengembangkan uang tersebut dalam berbagai bisnis dan menghasilkan ternak yang cukup banyak. Ketika suatu hari si pegawai menagih uang lelah yang terlupa, si pemuda memberikannya sekaligus hasil dari pengembangan uang tersebut tanpa mengambil sepeserpun.
Batu kemudian bergeser lagi sehingga cukup memberi ruang bagi ketiga pemuda tersebut untuk keluar dari gua.
Tuhan membayar kontan.
Kisah-kisah ini membuat saya terpekur. Sambil mengukur. Adakah saya punya amalan istimewa, amalan rahasia yang kelak bisa menjadi senjata agar saya bisa bertawassul kepadanya saat berada dalam kondisi terdesak.
Dan...hasilnya membuat saya terisak.
Tak ada yang istimewa
Istiqomah pun tiada
Keikhlasannya bisa jadi tercemar ujub dan riya'
Bagaimana saya bisa bertawasul, atau anak-anak saya bertawasul atas amal shalih ibunya jika tak ada yang bisa digunakan sebagai diplomasi di hadapanNya?
Hanya bisa beristighfar dalam penyesalan sedalam-dalamnya.
Berharap meski saya tak mampu berlomba dengan para shalihin dalam amal kebaikan, saya masih bisa berpacu dengan para pendosa dalam penyesalan dan memohon ampunan.
Berharap taubat nasuha sebenar-benarnya bisa menjadi tawassul ketika sedang teramat butuh bantuanNya.
.
Semoga
.
No comments:
Post a Comment