Awal tahun 2020, entah masih berapa banyak
yang berusaha keras mewujudkan mimpi, mengejar tercapainya resolusi. Menelusuri
timeline pagi ini jadi turut meng-aamiin-I harapan-harapan yang tersemai. Ada yang
ingin melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi. Bahkan ada yang ingin punya
rumah sendiri.
Ingatan pun terlempar ke puluhan tahun silam.
Saat masih single, baru pertama
bekerja sebagai tenaga administrasi di perusahaan pelayaran di ujung utara
Surabaya, dekat pelabuhan. Pindah kost beberapa kali, mencari yang paling
nyaman, dan harga sewanya terjangkau kantong pegawai rendahan dengan gaji lima
ratus ribu rupiah sebulan.
Sebulan sekali saya sempatkan pulang
mengunjungi Mama. Setiap kali itu pula melewati jalan tol yang salah satu
sisinya dipenuhi barisan bangunan rumah dari sebuah perumahan. Terbersit senantiasa
harapan dalam hati, semoga Allah ijabahi harapan kelak saya dimampukan beli
rumah sendiri. Meski mungil dan tanpa banyak aksesori.
Alhamdulillah. Beberapa bulan sebelum
menikah, (calon) suami berkata “InsyaAllah
kita nanti sudah punya rumah, type 21 sih, tapi ada lebihan tanah, kita
renovasi dulu dan selama masa renovasi harus sewa rumah ngga apa-apa kan?”
Tentu saya ngga keberatan lah kontrak dulu
sambil nunggu rumah pribadi siap ditempati. Kondisi keuangan kami memang
mampunya bersahabat dengan type rumah KPR yang belum siap huni. Alias perlu
perbaikan sana sini. Maka kegiatan menjelang pernikahan tidak hanya sibuk mengajukan
berkas-berkas untuk persyaratan menikah dan persiapan acara resepsi kecil-kecilan,
tetapi juga melototin iklan baris di Koran untuk mencari iklan “disewakan rumah”
Home Sweet Home, Pixabay |
1. Terjangkau
dengan kantong
Maklum
calon pengantin baru, buat nikahan aja duit sendiri. Tabungan yang tak seberapa
harus dibagi-bagi dan bijak dalam alokasi.
2.Tidak
banjir
Baca
berita banjir, sedih dan ngeri. Maka kami sangat berharap rumah kontrakan dan
rumah pribadi tidak terletak di daerah banjir
3. Akses
mudah
Punya
atau sewa rumah besar, halaman luas, tapi aksesnya susah? Mmm buat kami
pikir-pikir dululah. Harapan kami akses menuju rumah sewa dan calon rumah
pribadi diharapkan mudah agar orang tua atau sanak saudara yang hendak
berkunjung juga tidak susah payah.
Gambar milik www.sewa-rumah.net |
Selain
tiga syarat umum tersebut, ada yang menginginkan lokasi rumahnya dilengkapi
dengan fasilitas umum, dekat dengan tempat kerja dan sekolah, lokasi strategis
untuk buka usaha dan lain-lain. Kriteria-kriteria apapun, sah-sah saja kita
tetapkan ketika hendak memilih rumah, baik rumah kontrakan maupun rumah
pribadi.
Kenyamanan
adalah hal utama ketika memilih rumah. Sebab rumah adalah
kebutuhan pokok dalam hidup, namun rumah nyaman merupakan kebutuhan pokok yang
utama setelah pakaian dan makanan bergizi.
Saya bersyukur
tinggal di Jawa Timur. Kebutuhan pokok masih terjangkau penghasilan kami. Bagi
masyarakat Jakarta, membandingkan harga sewa rumah di Kuningan bisa jadi memusingkan. Mengingat kebutuhan-kebutuhan ekstra
dan butuh banyak biaya. Harus pandai memilah dan menyesuaikan dengan
penghasilan.
Untungnya di zaman serba online, mencari informasi mengenai rumah kontrakan yang sesuai dengan kriteria hunian nyaman bisa dilakukan dengan bantuan internet. Misalnya dengan bantuan www.sewa-rumah.net jika ingin menyewa rumah kontrakan. Selamat berburu hunian, semoga Tuhan memberkahi dan menganugerahkan ketentraman.
No comments:
Post a Comment