catatan seorang ibu, wanita, hamba sahaya yang ingin berbagi pikiran dengan dunia

Jurus Sakti Melawan Inflasi

Pertengahan Juli lalu blogger Surabaya sekitarnya diundang di sebuah acara. Seperti temu kangen bareng teman-teman nih jadinya. Kangen rasanya sudah lama tak bertemu. Cewek-cewek, eh emak-emak pula lama gak bertemu kegiatannya ya ngobrol ngalor ngidul sepanjang perjalanan menuju lokasi gathering.
“Mbak Tatit, putra njenengan diterima di Malang ya (salah satu SMK favorit di sana)”
Ya Mbak, Alhamdulilah muga-muga istiqomah”
“Piro mbak SPP dan biaya hidup sekarang”
“SPPnya 500 ribu sebulan, kost 750 ribu itu sudah murah karena ada Wi-Fi”
“Waduh, itu belum biaya makan ya Mbak, seporsi nasi lengkap dengan lauk dan sayur di  Malang sekarang paling sepuluh ribuan”
Lalu saya berbicara dengan nada pelan...padahal 20 tahun lalu pas masih kuliah sewa kost cukup 20 ribu, nasi bungkus ala nasi kucing zaman sekarang bisa dibeli dengan 400 perak saja. Kalau ingin makan lauk ayam ya rogoh kocek seribu lima ratus rupiah sudah kenyang buat ukuran mahasiswa.
“Woy Mbak..inflasi...inflasi” sahut mbak Tatit sambil tertawa mendengar gumaman saya. Saya juga tertawa sih, tapi nada tawa saya mungkin agak sumbang, memikirkan biaya sekolah dan kuliah anak-anak kelak.

Inflasi, inilah musuh dalam selimut kita. Perampok harta yang tidak tampak, tetapi kerugian akibat ulahnya sangatlah telak. Saya dalam hal memandang masa depan bukanlah tipe orang yang “opo jare sesuk” Untuk keperluan sekolah anak-anak, saya memang selalu menabung. Terbukti hasil tabungan itu membantu kami membiayai keperluan si sulung saat pertama kali mondhok tiga tahun lalu. Untuk si bungsu tabungan khusus baginya selepas sekolah MI ini pun insyaAllah sudah tersedia. Tapi bagaimana kelak biaya kuliah mereka berdua? Belum lagi persiapan hari tua kami mengingat usia sudah 40 tahun, menjelang non produktif. Apa tabungan yang merambat pelan itu cukup ya?
Sebagai orang beriman tentu tawakal atas rezeki itu wajib, dan kami meyakininya. Di sisi lain Tuhan juga mewajibkan makhlukNya untuk berikhtiar dan berdoa sebelum bertawakal. Ikhtiar bekerja keras, menabung cerdas dan berhemat giras telah menjadi bagian dari gaya hidup kami. Tapi jujur seringkali masih muncul was-was....mampukan kami menyekolahkan anak-anak hingga perguruan tinggi. Bagaimana dengan hari tua nanti saat suami tak lagi menerima gaji. Saya rasa pikiran dan kekhawatiran semacam itu manusiawi. Saatnya bertindak lebih cerdas demi mengalahan rasa was-was.
Jika tabungan dirasa kurang mencukupi, apakah saatnya berinvestasi? Hmm kira-kira investasi apa nih yang hasilnya sesuai dengan harapan dan resikonya tidak terlalu tinggi. Pertanyaan, keingintahuan dan rasa penasaran saya itu sedikit demi sedikit terjawab ketika hadir di Kopdar Investarian 28 Juli 2018 lalu.

 Inilah salah satu barokahnya jadi blogger. Punya kesempatan mengikuti gathering, seminar, talk show untuk menambah wawasan. Termasuk wawasan dunia keuangan. Hadir di Kopdar #InvestarianSUB1 tempo hari ga sia-sia
Acara yang diselenggarakan oleh Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) ini melibatkan puluhan blogger. Karena yang diundang khusus blogger maka tidak mengherankan jika acara dibuka dengan presentasi seorang blogger senior yang sering menang lomba blog dan aktif dalam berbagai acara publik. Siapa lagi jika bukan mbak Yuniari Nukti.


Mbak Yuniari Nukti tidak pelit berbagi tips memenangkan lomba blog. Ini dia yang semapt saya catat:
1. Tulislah inspirasi dan pemikiran dengan kalimat dan paragraf pendek
2. Lengkapi pendukung visual (foto,video,infografis)
3. Poles postingan, endapkan semalam, edit lagi esok hari
4. Nulisnya jangan mepet DL

Sesi berikutnya diisi oleh Pak Legowo, Presiden Direktur PT Manulife Asset Manajemen Indonesia. Di sesi ini saya jadi merasa mendapat berbagai pencerahan. Tentang bagaimana bijak mengelola keuangan, tentang jurus hemat, sekaligus penting tidaknya berinvestasi.

Pada dasarnya kita hidup dalam tiga tahapan. Masing-masing punya sumber pembiayaan hidup. Nggak mungkin toh, hidup ga butuh uang? masa kanak-kanak yang ditopang orang tua sudah berlalu. Kini bekerja dan mencari nafkah masih mampu. Tapi bagaimana dengan hari tua nanti? persis seperti kekhawatiran dan angan-angan saya tempo hari.
Slide milik Manulife Asset Manajemen Indonesia
Menariknya, Pak Legowo memaparkan berbagai jurus-jurus menghemat agar kita bisa menyimpan sebagian dari pendapatan sebagai simpanan hari depan. Antara lain:
1. Nabung duluan baru belanjakan sisanya

Slide milik Manulife Asset Manajemen Indonesia
 2. Ubah gaya hidup agar lebih hemat
Slide milik Manulife Asset Manajemen Indonesia
 3. Bandingkan hasil penghematan jika hanya dibiarkan mengendap dalam tabungan dengan hasil jika diinvestasikan
Slide milik Manulife Asset Manajemen Indonesia

Wow ternyata hasilnya jauh lebih besar jika diinvestasikan. Penyebab terbesar uang kita "tak lagi berharga" di masa depan adalah inflasi. Contoh paling nyata, sebungkus nasi kucing atau nasi goreng sederhana saat saya kuliah berkisar 500 perak saja. Sekarang lima ratus perak paling hanya dapat kerupuk unyel dua biji.

Slide milik Manulife Asset Manajemen Indonesia
 Tapi, investasi apa yang sesuai dengan kira-kira paling aman. Maklum, saya pernah punya pengalaman buruk tertipu investasi bodong kawan suami, bahkan juga pengalaman merugi bersama dengan reksadana. Sekitar 10 tahun lalu saat saya masih bekerja sebagai karyawan punya cita-cita pensiun dini dan menikmati hasil investasi. Sayangnya reksadana campuran yang saya pilih merugi hingga suami memutuskan untuk menarik investasi tersebut daripada menanggung kerugian lebih besar. 

Pak Legowo memaparkan perbandingan beberapa jenis investasi berikut ini:
Slide milik Manulife Asset Manajemen Indonesia
     Sepertinya reksadana adalah pilihan paling aman dan hasilnya juga lumayan. Tapi saya masih gamang.  Khawatir kerugian tempo hari terulang kembali. Ah mungkin karena dulu saya bonek, kurang mengenal instrumen investasi langsung ingin hasil tinggi. Padahal untuk berinvestasi setidaknya kita perlu uang (modal),pengetahuan (ilmu) dan waktu. Harusnya dulu sering-sering ada seminar mengenai investasi seperti sekarang.  Eh tapi waktu itu saya belum kepikiran datang ke even seperti ini. Padahal dari acara Kopdar Investarian kita bisa dapat banyak ilmu sekaligus berkenalan dengan reksadana.

    Ditinjau dari berbagai segi, reksadana memang menguntungkan. Fleksibel karena tersedia dalam berbagai pilihan, likuid karena bisa dicairkan kapan saja tanpa pinalti, aman sebab terdaftar dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bebas pajak (wow bahkan rekening tabungan sekarang pun ada pajaknya) dan terjangkau karena bisa dirintis dengan modal 10 ribu rupiah saja (whaat? daripada jajan bakso sepertinya mending coba reksadana yo)
Slide milik Manulife Asset Manajemen Indonesia
 Sekarang saya paham kesalahan saya. Seharusnya sebagai investor pemula, tak punya bekal ilmu ekonomi yang cukup pula, saya melakukan apa yang dianjurkan Pak Legowo: pilih jenis investasi reksadana yang paling kecil resikonya, dalam hal ini adalah reksadana pasar uang. Baru setelah dijalani beberapa lama, dipahami ilmunya meningkat sedikit demi sedikit sesuai pemahaman dan aplikasinya. Yes paham.
Slide milik Manulife Asset Manajemen Indonesia
Kalaupun akhirnya saya ingin merintis kembali investasi reksadana, kendalanya adalah kesulitan cari waktu untuk datang ke kantor investasi misalnya Manulife Asset Manajemen Indonesia (MAMI). Ternyata sekali lagi saya tercerahkan. Zaman sekarang berinvestasi reksadana bisa dilakukan secara online. Salah satunya melalui www.klikmami.com  Jadi kita tidak perlu keluar ongkos transportasi demi memulai investasi. Cukup dengan menyalakan internet dan memainkan jemari.
Slide milik Manulife Asset Manajemen Indonesia
Etapi kalau ga mengerti langkah apa yang harus dilakukan saat belajar berinvestasi harus ngapain dong, nanya sama siapa lha wong ga berhadapan dengan petugas satu pun. Ternyata ada LANI.
Slide milik Manulife Asset Manajemen Indonesia

LANI adalah Layanan Investasi MAMI yang bisa diakses secara online dan siap sedia setiap hari dari jam 08.00 - 22.00 WIB. OK, sepertinya saya harus mulai akses www.klikmami.com  dan merancang langkah investasi paling tepat demi masa depan anak-anak dan hari tua kami.



Share:

4 comments:

  1. Acara yang penuh manfaat yaa.... :D

    ReplyDelete
  2. Hiks SPP anak saya juga lumayan per bulan, huhuhu..
    Bahkan jauh lebih murah SPP saya waktu kuliah, sadis banget ya inflasi itu

    ReplyDelete
  3. Makasih mba sharingnya, bener banget tuh inflasi bikin turis Indonesia kaya dirampok gitu ya hiks

    ReplyDelete
  4. betool ... investasi mencegah resiko inflasi

    ReplyDelete

BloggerHub

Warung Blogger

KSB

komunitas sahabat blogger

Kumpulan Emak-emak Blogger

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Powered by Blogger.

About Me

My photo
Ibu dua putra. Penulis lepas/ freelance writer (job review dan artikel/ konten website). Menerima tawaran job review produk/jasa dan menulis konten. Bisa dihubungi di dwi.aprily@gmail.com atau dwi.aprily@yahoo.co.id Twitter @dwiaprily FB : Dwi Aprilytanti Handayani IG: @dwi.aprily

Total Pageviews

Antologi Ramadhan 2015

Best Reviewer "Mommylicious_ID"

Blog Archive

Labels

Translate

Popular Posts

Ning Blogger Surabaya

Ning Blogger Surabaya

Labels

Labels

Blog Archive

Recent Posts

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.