Saya suka saya suka saya suka....
Beneran saya suka mendengarkan Ustadz Salim A Fillah berceramah. Ngga bikin ngantuk. Dan membuat mata tiba-tiba berkaca-kaca atau malah bibir tersenyum lebar karena lucu dan jenaka. Apalagi tema kuliah subuhnya tentang Jejak-jejak Perang Ahzab.
Pengen tau hal-hal seru yang tersisa dari kuliah subuh bersama Ustadz Salim A Fillah tempo hari?
Ini dia:
Yang seru
Kisah saat Ali bin Abi Thalib menantang duel Amr bin Abdu Wudd. Ali yang berperawakan langsing dan masih muda menantang Amr bin Abdu Wudd yang tinggi besar dan dikenal sebagai jagoannya kaum Quraisy. Ustadz Salim A Fillah mengisahkannya dengan penuh semangat. Dikisahkan Amr bin Abdu Wudd menyuruh Ali untuk pulang karena ia terlalu muda untuk melawannya, usia Ali bahkan seumuran anaknya. Ali menolak dengan tegas. Amr membuka sedikit penutup mata dari topeng besi yang dikenakan sambil melotot menegaskan ia tak mau melawan Ali. Ali dengan secepat kilat menyorongkan pedangnya untuk melukai Amr (karena seluruh bagian tubuhnya yang lain terlindungi baju besi). Amr kesakitan, ia membuka topeng besinya. Dan Ali kembali menerjang, mereka bertempur dan tak lama Amr pun tewas di tangan Ali
Saat menggali parit (khandaq) ada batu yang sulit dipecah. Salah seorang sahabat datang menghadap Rasulullah meminta petunjuk. Maka Rasulullah yang juga tak segan turut bekerja bakti saat itu mendatangi batu yang dimaksud. Beliau mengangkat beliung untuk memecah batu. Jubah beliau tersingkap dan tampak dua buah batu terganjal di perut Rasulullah untuk menahan lapar. (Duh sedih dan haru, Rasulullah ngga pernah makan berlebihan meski untuk seorang pemimpin fasilitas tersedia, saya malah perut sampai gembul)
Tebasan beliung pertama Rasulullah mengucapkan (kurang lebih perkataan beliau yang dikisahkan adalah sbb):
Allahu Akbar, aku diberikan kunci kerajaan Syam. Aku melihat kejayaan umatku
Allahu Akbar, aku diberikan kunci kerajaan Persia. Aku melihat kejayaan umatku
Allahu Akbar, aku diberikan kunci kerajaan Yaman. Aku melihat kejayaan umatku
(sebenarnya panjang sih kata-katanya, ada tentang istana segala tapi saya lupa maklum gak ngrekam dan ingatan sudah tua hehehe)
Di sini saya belajar tentang cita-cita, visi dan misi. Rasulullah tak sekedar berkata-kata. Namun ucapan beliau adalah semacam visi dan misi untuk menggelorakan semangat kaum muslimin.
Yang jenaka tapi Menakjubkan
Berhari-hari para sahabat bekerja membuat parit demi menahan pasukan koalisi Yahudi dan Quraisy mengepung Madinah. Bahan makanan dihemat sedemikian rupa. Salah satu sahabat bernama Jabir bin Abdillah mengundang Rasulullah untuk hadir dan menyantap sekedar hidangan berupa sedikit roti gandum dan sedikit olahan daging kambing muda. Qodarullah Rasulullah malah mengumumkan kepada para sahabat penggali parit untuk turut makan bersama beliau. Wow Jabir bin Abdillah pucat pasi. Makanan untuk bertiga apa bisa mengenyangkan sekitar 3000 orang?
Rasulullah berbisik pada Jabir untuk meletakkan hidangan dalam baki tertutup kain. Beliau mengatakan pada Jabir agar tetap santai, biar Rasulullah sendiri yang melayani para sahabat. Maka dipanggillan tiap sepuluh orang untuk masuk dan mengambil hidangan tanpa membuka kain penutup baki. MasyaAllah hingga orang terakhir makan, kemudian Rasulullah, Jabir dan istri menyantap makanan tersebut ternyata saat dibuka makanan tersebut masih utuh.
Ah masih banyak lagi yang bisa diceritakan. Bisa ngumpul beberapa post. Tapi yang sulit merangkai katanya. Apalagi ada babak tanya jawab yang cukup "lucu". Saya jadi ngekek pas seorang jamaah bertanya kepada ustadz Salim A Fillah : mengapa Bung Karno dulu tidak menjadikan Al Quran atau Islam sebagai dasar negara, tetapi merumuskan Pancasila? dan jawaban pembuka ustadz adalah: Wah ini susah juga. Gini aja pak, nanti kalau sudah di akherat bapak ketemu Bung Karno langsung tanya sendiri dan saya dikasih tau jawaban beliau ya :D :D
No comments:
Post a Comment