Alhamdulillah 4 Muharram 1439 H, 24 September 2017 kami bertiga berkesempatan hadir di Safari Subuh Suara Surabaya yang bekerjasama dengan YDSF dan beberapa pihak sponsor lain. Sholat subuh berjamaah kali ini bertempat di Masjid Al Ikhlash, Deltasari Waru yang dilanjutkan dengan kajian bada Subuh bersama Ustadz Salim A Fillah
Kajian bada subuh kali ini mengangkat tema tentang Perang Ahzab. Mayoritas ulama mengatakan bahwa perang Ahzab terjadi pada bulan Syawal tahun ke lima Hijriyah. Penyebab berlangsungnya peperangan ini adalah kedengkian Yahudi Bani Nadhir terhadap kaum Muslimin (diringkas dari tausyiah, disarikan dari muslim.or.id). Dapat dikatakan bahwa Perang Ahzab ini sangat mengancam keberlangsungan hidup kaum muslim di Madinah. Kaum Quraisy dan Yahudi bekerja sama, membangun koalisi demi menghancurkan Islam dengan satu alasan yang dikatakan Yahudi Bani Nadhir kepada kaum Quraisy: sesungguhnya agama kalian lebih baik daripada agama Muhammad.
10 Ribu pasukan koalisi Yahudi - Quraisy mengancam kedamaian Madinah. Jumlah pasukan dengan senjata lengkap ini jauh lebih besar daripada jumlah total penduduk Madinah (termasuk manula, wanita dan anak-anak)
Hikmah dan Ibrah dari Perang Ahzab
1. Ketika
menghadapi tantangan berat di tengah umat, jangan pernah melupakan ikhtiar bermusyawarah.
Seperti saat Rasulullah bermusyawarah dengan para sahabat bagaimana menghadapi
serangan dan ancaman koalisi Yahudi-Quraisy di Perang Ahzab. Hingga akhirnya
Salman Al Farisy mengajukan usul untuk membuat parit (khandaq) di sisi utara
Madinah yang dianggap sebagai titik lemah
2. Berlaku
secara manusiawi. Sunatullah nya manusia harus terus berikhtiar. Jangan sekedar menggantungkan pada
pertolongan Allah. Pede banget bakal ditolong Allah tanpa usaha dan kerja keras
.. Rasulullah saja harus ikut menggali parit, memecah bebatuan dengan beliung
meski harus menahan lapar demi menghemat persediaan makanan.
3. Perang Ahzab menampilkan peran pemimpin yang
bahu membahu bersama rakyat. Rasulullah sebagai pemimpin tidak melarikan diri
mencari selamat namun turut bekerja dan berjuang hingga akhir
4. Rasulullah sangat menghargai peran para
sahabat. Beliau selalu terbuka pada saran para sahabat dan menghargai kerja
keras mereka. Hikmah tentang kesetiakawanan seperti saat Jabir bin Abdillah
mengundang Rasulullah makan bersama. Hidangan yang hanya berupa sedikit roti gandum
dan olahan makanan berbahan seekor domba kecil ternyata mampu mengenyangkan
tiga ribuan orang penggali parit yang diajak Rasulullah untuk makan bersama
beliau.
5. Waspada
terhadap pengkhianatan. Rasulullah dengan cerdik membalikkan pengkhianatan
Yahudi Bani Nadhir dengan cara mengutus Nu'aim bin Mas'ud
(pemuka dari Bani Ghathafan yang bertobat
dan masuk Islam) untuk memecah belah persekutuan dan persekongkolan
Yahudi – Quraisy sehingga melemahkan kekuatan mereka
No comments:
Post a Comment