Ketergantungan pada gadget zaman
sekarang tak bisa dipungkiri lagi. Mirisnya, tak hanya orang dewasa yang
ketergantungan pada gadget, anak-anak yang masih dalam usia pertumbuhan juga
makin terkurung dalam dunia gadget. Kecanduan gadget karena bermain game online
maupun jejaring sosial menyebabkan masa kanak-kanak tak lagi diisi dengan “bergerak”
Hari-hari bermain bersama teman-teman sebaya seolah tergantikan oleh kesibukan
di dunia maya.
Latar Belakang Achmad Irfandi Mendirikan Kampung Lali Gadget
Ketergantungan pada gadget seringkali dikeluhkan orang tua dan guru sebagai penyebab anak-anak sulit berkonsentrasi, mudah naik darah, sulit mengendalikan emosi dan terkadang mendorong mereka menjadi antisosial. Keprihatinan atas “candu gadget”
bagi anak-anak mendorong Achmad Irfandi, alumnus Magister Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Universitas Negeri Surabaya mendirikan Kampung Lali Gadget di
Desa Pagergumbuk, Kecamatan Wonoayu, pada 3 Agustus 2018. Latar belakang
pendidikan Achmad Irfandi mendorongnya lebih peduli kepada pendidikan anak-anak
terutama usia dini hingga sekolah dasar.
Achmad Irfandi meminjam
lahan seluas 45 x 50 meter dari perangkat desa untuk dikelola menjadi
wahana-wahana permainan yang mengasyikkan. Kondisi di sekitar wahana yang masih
asri alami ditunjang lokasi Kampung Lali Gadget di sudut terpencil Kabupaten
Sidoarjo, mendukung anak-anak usia sekolah untuk menikmati suasana. Mereka
riang gembira bermain bersama teman-teman sebaya dan mencoba berbagai permainan
tradisional hingga melupakan gadgetnya.
Sosok Achmad Irfandi . Sumber: Youtube Kampung Lali Gadget |
Visi utama Kampung Lali Gadget adalah
mendorong anak-anak untuk tidak kecanduan gadget sehingga melupakan permainan
tradisional dan agar mereka menyadari indahnya memiliki kehidupan sosial.
Diharapkan dengan bermain di Kampung Lali Gadget, anak-anak usia sekolah bisa
bersosialisasi bersama teman-teman, beraktivitas fisik secara maksimal sehingga
tubuh bisa lebih sehat dan kuat. Kesadaran bahwa pendidikan merupakan modal
utama bagi terbentuknya generasi tumpuan negara menggerakkan hati Irfandi untuk
memberi kesempatan bagi anak-anak bermain sambil belajar di alam bebas.
“Kita itu ingin mengajarkan
anak-anak dengan kesederhanaan, mencintai Indonesia dari kampung. Dari
budaya-budaya yang ada di kampung Kita mengajarkan kesederhanaan mencintai
Indonesia” Begitu kata Irfandi dalam sebuah wawancara dengan sebuah media
menceritakan bahwa KLG juga merupakan sarana pendidikan mencintai nilai-nilai budaya nusantara.
Asyiknya bermain dengan permainan tradisional di Kampung lali Gadget, Sumber Foto Radioidola |
Di Kampung Lali Gadget anak-anak
usia dini hingga usia sekolah dasar diajak bermain berbagai permainan
tradisional seperti lomba egrang, berpacu dengan klompen, gancetan, dakon atau
congklak, yoyo dan berbagai permainan tradisional lainnya. Sesekali anak-anak
juga diajak berkreasi menggunakan bahan alami seperti membuat mahkota daun,
membuat mobil-mobilan dari pohon pisang atau bermain dengan orang-orangan
sawah.
Mereka juga bisa bermain di
kolam lumpur untuk belajar menangkap lele dan belut yang biasa hidup di daerah
berlumpur. Seru! Dan tak mengherankan jika dalam permainan yang mengasyikkan
membuat mereka lupa game-game online dan media sosial yang selama ini menyita
waktunya.
Tantangan dan Perkembangan Kampung Lali Gadget
Setiap pekan Kampung Lali Gadget
ramai dikunjungi rombongan anak-anak usia sekolah. Suatu hal yang
menggembirakan, mengingat di awal perjuangan Irfandi mendirikan Kampung Lali
Gadget (KLG) harus bekerja keras mengumpulkan biaya operasional dan mendatangi
sekolah-sekolah untuk mengenalkan KLG agar mau mengirimkan perwakilannya demi
menikmati aneka permainan tradisional di Kampung Lali Gadget.
Perjuangan Irfan menghindarkan
anak-anak dari kecanduan gadget tidaklah sia-sia. Jika di awal pendirian
mengoperasikan KLG hanya mampu setiap dua bulan sekali, kini setiap akhir pekan
bisa menerima anak-anak yang ingin bermain di alam terbuka. Permainan dibuat
secara tematik sehingga setiap pekan anak-anak bisa leluasa bermain permainan
yang berbeda. Hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi Irfan sebagai
pengelola Kampung Lali Gadget untuk terus berinovasi dan anak-anak tidak bosan
bermain sekaligus belajar di wahana ini.
Kampung Lali Gadget telah
berhasil bertahan melewati masa pandemi meski sempat vakum selama pembatasan.
Sepanjang pasang surut perjalanan selama lima tahun, Irfan dan Kampung Lali
Gadget yang dirintisnya berhasil meraih berbagai macam penghargaan. Antara lain
Pemuda Pelopor Bidang Pendidikan Nomor 1 di Jawa Timur, periode Tahun 2020 dari
Pemprov Jatim dan SATU (Semangat Astra Terpadu Untuk) Indonesia Awards 2021
Astra Indonesia.
Keseruan Kampung Lali Gadget
tidak hanya menarik minat anak-anak. Orang-orang dewasa pasti juga terkesan
dengan suasana KLG. “Wah ini seperti masa kecil kita di kampung dulu ya”
Seru artis Luna Maya ketika berkunjung di Kampung Lali Gadget dan turut bermain
bersama anak-anak di awal tahun 2022. Bahkan Luna Maya sempat memperkenalkan
permainan tradisional yang biasa dimainkannya saat menghabiskan masa kecil di
Bali. Irfandi meresponnya dengan bertekad menggali informasi lebih jauh
mengenai permainan tradisional yang Luna Maya lupa namanya.
Kunjungan Luna Maya dan teman-teman ke KLG, Sumber: Youtube TS Media |
Selain Luna Maya, politikus
Bambang Haryo Soekartono pernah berkunjung ke KLG. Beberapa youtuber juga tak mengabaikan
kesempatan untuk mengunggah konten mengenai kegiatan Kampung Lali Gadget di
kanal youtubenya.
Cita-cita Jangka Panjang Achmad Irfandi
Kampung Lali Gadget rintisan
Achmad Irfandi telah menarik minat akademisi untuk mengeksplorasi dan melakukan
semacam studi banding. Achmad Irfandi mengaku bahwa KLG pernah beberapa kali menerima
kunjungan dari Universitas NU dan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) bahkan telah tiga kali mengadakan
kunjungan dan membawa serta mahasiswa perwakilan pertukaran pelajar dari Thailand untuk berbaur langsung bersama anak-anak dalam memainkan permainan tradisional di Kampung Lali Gadget.
Kunjungan mahasiswa Thailand di Kampung Lali Gadget, Sumber: Youtube Kampung Lali Gadget |
Keberadaan Kampung Lali Gadget
mendapat dukungan penuh dari pemerintah desa dan masyarakat setempat. Berkat
adanya KLG penduduk di sekitar wahana bisa menambah penghasilan dengan menjual
berbagai macam makanan tradisional. Semakin ramai KLG, semakin banyak
pengunjung yang membeli makanan dan minuman tradisional produksi masyarakat
Desa Pagergumbuk, Kecamatan Wonoayu.
Kampung Lali Gadget rintisan Achmad Irfandi tidak anti teknologi. Irfandi hanya mengingatkan kembali agar gadget dimanfaatkan dengan bijak, misalnya untuk menebarkan informasi atau meningkatkan wawasan dan pengetahuan. Terbukti, KLG bahkan memiliki akun Youtube yang mendokumentasikan kegiatan dan program-programnya agar lebih dikenal masyarakat luas.
Achmad Irfandi bersiap
menorehkan mimpinya lebih tinggi. Tak berhenti di proyek Kampung Lali Gadget,
Irfandi memendam cita-cita mendirikan lembaga pendidikan non formal berbasis
permainan tradisional dan suasana perkampungan. Ia mengaku ingin mendidik
anak-anak dengan konsep mirip sekolah alam namun dengan biaya yang lebih
terjangkau bagi masyarakat. Ia berharap dengan metode pendidikan berkonsep
sekolah alam yang lebih membumi mendorong tumbuhnya anak-anak yang kreatif,
mandiri dan berbudi luhur sehingga kelak menjadi generasi harapan bangsa dan
mampu menjadi tumpuan harapan.
Wah seru banget nih ya kalau ada di Kampung Lali Gadget. Ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan
ReplyDeleteMulia banget ya cita-cita pendiri Kampung Lali Gadget ini. Keren deh
ReplyDeleteMemang anak-anak zaman sekarang suka main gadget bahkan tidak tahu tentang permainan tradisional
ReplyDeleteSangat cocok nih dikungkungi bersama dengan keluarga. Terutama yang mempunyai anak kecil
ReplyDeleteKeren banget nih, bahkan sudah ada mahasiswa luar negeri yang pernah berkunjung
ReplyDelete