catatan seorang ibu, wanita, hamba sahaya yang ingin berbagi pikiran dengan dunia

Usah Kau Lara Sendiri

 

Hikmah kehidupan bisa didapatkan dari mana saja. Dari pengalaman pribadi, pengamatan terhadap orang di sekitar, bahkan mungkin juga dari bacaan dan tontonan. 

Beberapa waktu lalu, saya seperti diingatkan agar tak merasa yang paling menderita. Meski tiga bulan belakangan penghasilan kian seret sementara kewajiban dan pengeluaran kian bertambah. 

Karena kerjaan berbayar sedang sepi, belakangan saya menghabiskan waktu dengan nonton Drakor lama. Hospital Playlist salah satunya. Ada satu episode yang membekas di hati, saat dua orang ibu menanti saat anak balitanya melakukan transplantasi jantung.

Min Chan, bayi mungil yang divonis harus mendapatkan donor jantung membuat hati sang ibu dilanda kesedihan yang mendalam. Untuk mempertahankan hidupnya hingga mendapat donor yang tepat, alat bantu harus dipasang di dalam dadanya. Kesedihan yang terpancar dari wajahnya memuat seorang ibu lainnya, ibu dari Eun Ji yang dirawat lebih lama memberikan semangat agar Ibu Min Chan tidak putus asa. Eun Ji telah lima bulan dirawat dengan alat bantu jantung, dan setiap saat nyawanya terancam. Donor yang tepat tak kunjung muncul dan ibunya mengibaratkan perjuangannya untuk menemani Eun Ji ibarat pelari maraton. Harus mampu menjaga stamina, tak putus asa hingga akhir perjuangan. 

 

Ibu Eun Ji selalu menyemangati ibu Min Chan, berbagi cerita dan makanan. Hingga suatu hari Min Chan mendapatkan donor terlebih dahulu dan bisa segera dilakukan transplantasi. Ibu Eun Ji tampak sangat bahagia dan mengucapkan selamat pada Ibu Min Chan.

Tak dinyana, di balik ketegarannya, di malam hari ibu Eun Ji sering menangis di taman rumah sakit. Apalagi ketika kondisi Eun Ji kian menurun sedangkan donor yang tepat tak kunjung muncul. 

Ah, Ibu Eun Ji mengajarkan untuk tetap peduli dengan orang lain, meski deritanya bisa jadi lebih besar dari yang dihibur. Dikisahkan pada akhirnya Eun Ji mendapatkan donor dan operasi transplantasi dilakukan. Dr Kim Jun Wan memberi semangat pada Ibu Eun Ji dengan mengatakan bahwa ini adalah buah perjuangan penuh kesabaran darinya.

Beberapa hari kemudian, saya mendapat hikmah yang sama, kali ini di dunia nyata. Salah seorang teman blogger, sebutlah si A, mendapat ujian, putrinya didiagnosa menderita kanker yang harus mendapat pengobatan intensif. Terbayang kesusahan ibu melihat penderitaan putrinya. Dan juga proses pengobatan yang butuh waktu lama.

Salah seorang teman, sebutlah si B berinisiatif menggalang ta'awun untuk putri teman tersebut. Padahal si B sedang ditimpa ujian, ayahnya juga harus keluar masuk rumah sakit karena sakit yang diderita.

Dua pelajaran ini membuat saya merenung, di saat kita merasa paling menderita, bisa jadi di luar sana masih banyak yang masih lebih susah. Seperti potongan nasehat Cak Nun yang pernah saya dengar, ketika beliau berbicara di depan napi di sebuah Lapas 

"Janganlah merasa yang paling menderita, bisa jadi di luar sana banyak yang hidupnya lebih susah. Sebab perasaan menderita tergantung pada hati dan pikiran bagaimana menyikapi sebuah keadaan"

Di akhir artikel saya copas lirik lagu Katon Bagaskara, sepertinya sesuai dengan tema tulisan pendek kali ini.

Kulihat mendung menghalangi pancaran wajahmu
Tak terbiasa kudapati terdiam mendura
Apa gerangan bergemuruh di ruang benakmu?
Sekilas galau mata ingin berbagi cerita

'Ku datang sahabat bagi jiwa
Saat batin merintih
Usah kau lara sendiri
Masih ada asa tersisa

Letakkanlah tanganmu di atas bahuku
Biar terbagi beban itu dan tegar dirimu
Di depan sana cahya kecil 'tuk memandu
Tak hilang arah kita berjalan menghadapinya

Sekali sempat kau mengeluh
Kuatkah bertahan?
Satu per satu jalinan kawan
Beranjak menjauh

'Ku datang sahabat bagi jiwa
Saat batin merintih
Usah kau lara sendiri
Masih ada asa tersisa

Letakkanlah tanganmu di atas bahuku
Biar terbagi beban itu dan tegar dirimu
Di depan sana cahya kecil 'tuk memandu
Tak hilang arah kita berjalan menghadapinya

Letakkanlah tanganmu di atas bahuku
Biar terbagi beban itu dan tegar dirimu
Di depan sana cahya kecil 'tuk memandu
Tak hilang arah kita berjalan menghadapinya
Tak hilang arah kita berjalan menghadapinya
(Usah kau simpan lara sendiri)

 



Share:

No comments:

Post a Comment

BloggerHub

Warung Blogger

KSB

komunitas sahabat blogger

Kumpulan Emak-emak Blogger

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Powered by Blogger.

About Me

My photo
Ibu dua putra. Penulis lepas/ freelance writer (job review dan artikel/ konten website). Menerima tawaran job review produk/jasa dan menulis konten. Bisa dihubungi di dwi.aprily@gmail.com atau dwi.aprily@yahoo.co.id Twitter @dwiaprily FB : Dwi Aprilytanti Handayani IG: @dwi.aprily

Total Pageviews

Antologi Ramadhan 2015

Best Reviewer "Mommylicious_ID"

Blog Archive

Labels

Translate

Popular Posts

Ning Blogger Surabaya

Ning Blogger Surabaya

Labels

Labels

Blog Archive

Recent Posts

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.