Beberapa waktu lalu, ada sesuatu hal yang membuat saya enggan membuka media sosial. Media yang semula saya harapkan untuk menjadi tempat menghibur diri, selingan kala penat malah membuat hidup terasa berat. Beranda penuh sumpah serapah dan ghibah. Hati pun terasa lelah. Lalu saya mengisi waktu senggang dengan ngapain dong? Kuraih La Tahzan! yang kubeli dengan hadiah lomba blog THR Kompasiana Ramadan 2022 lalu.
Jujur, ketika pengumuman lomba blog dan menang hadiah hiburan voucher belanja buku senilai 350 rb, saya mikir mau dibelikan apaa coba. Dah agak malas baca buku karena mata tak setajam dulu. Alesan 😆
Begitulah rasa syukur kian berlipat. Ketika
tersadar bahwa Allah mengaruniakan sesuatu bukan tanpa sebab. Ternyata tiba
saatnya scroll Hp tak hanya membuat mata lelah, tapi hati juga patah. Alih-alih
menemukan hiburan malah digerogoti hal-hal yang membuat tak nyaman. Maka buku
adalah sebaik-baik kawan.
Begitulah, dunia maya bisa menjadi ladang
dosa atau pahala, ladang rezeki atau penyakit hati. Semua terserah kita.
Tinggal pilih saja.
Bismillah. Saya pilih berbagi yang
baik-baik saja, seperti cuplikan buku La Tahzan karya Dr. Aidh al Qarni.
Mengingat tak kunjung cukup berbenah diri menyiapkan bekal mati. Berharap media
sosial yang dimiliki tak menjadi ladang dosa jariyah, atas segala sesuatu yang
kita bagikan dengan sadar, karena emosi maupun hal yang tak dipahami.
"Jangan resah dengan musibah-musibah
yang menimpa diri Anda dan mengeluh dengan kegetiran-kegetiran yang datang
bertubi-tubi. Dalam hadits disebutkan: "Sesungguhnya Allah jika mencintai
suatu kaum, maka Dia akan mendatangkan cobaan kepada mereka. Dan barangsiapa
rela dengan ujian itu, maka dia akan memperoleh kerelaanNya. Dan barangsiapa
membencinya, maka dia akan memperoleh kebencianNya." Begitu salah satu kutipan tulisan Dr. Aidh al-Qarni di La Tahzan!
Teringat
musibah kehilangan modal jualan pulsa sebesar 2jt an karena dibobol hacker.
Uang segitu gede banget buat saya, yang notabene pas-pasan financialnya.
Antara
sedih, nyeseg, lalu saya kembalikan lagi kepada Allah. Mungkin karena kurang
sedekah atau sebagai penggugur dosa. Beberapa bulan kemudian Allah ganti dengan
beruntun karunia.
Hmmm. Sabar
itu stoknya tak bisa dibeli di pasar .
Jalan keluarnya hanya memperbanyak istighfar.
Adapun jika kita sedang bersedih karena hinaan atau ucapan seseorang, mungkin pengingat ini bisa meredakan kesedihan hati
"Ketahuilah bahwa umur itu adalah saat-saat kebaikan diterima dan setelah kematian, kedengkian itu terputus dengan sendirinya"
Jangan bersedih jika mendengar kata-kata kasar, sebab kedengkian itu sejak dulu sudah ada.
~La Tahzan.
Dr. 'Aidh al-Qarni
Istimewanya buku ini, bisa dibaca dari bagian mana saja, tak perlu dibaca berurutan dari halaman paling depan. Kutipan-kutipan ayat Al Qur'an di dalamnya menjadi pengingat bahwa skenario hidup kita sepenuhnya telah ditetapkan dalam takdir. Tinggal bagaimana menata hati untuk ridho' terhadap segala ketentuanNya.
Jika hatimu sedang lelah, sedih karena sedang tertimpa musibah...La Tahzan! jangan bersedih, sebab bisa jadi Allah sedang menyiapkan hadiah yang lebih indah.
Wah keren dong menang lomba blog kompasiana, inilah alasan tetap menulis karena banyak hadiah yang tidak terduga. Apalagi bisa dimanfaatkan kembali ke sastra dengan membeli buku. Lumayan, ya, bagus memang buku ini. Pantas saja enggak asing, ternyata di rak bukuku ada. Terima kasih banyak sharingnya!
ReplyDeleteLa tahzan innallaha maana tetap semangat
ReplyDelete