Waktu Kak Filen share flyer, yang ada di benakku : Gerald Vincent bakal ngajarin tips ngonten seperti apa sih?
Penasaran, maka saya pun mendaftar sebagai
peserta #DanoneCommunityEngagementDay2022.
Kamis
1 September 2022 bloggers dan vloggers komunitas Danone Academy berkesempatan
mengikuti acara
yang dikemas layaknya sarasehan
virtual tersebut.
Bertema “Mengenal Penerapan Bisnis Berkelanjutan untuk Indonesia
Lestari” Danone
Community Engagement Day diselenggarakan
dengan tujuan meningkatkan kemampuan dan mengedukasi komunitas Danone Digital
Academy sebagai inisiator dalam lingkungan melalui program Kelas Intensif
Membuat Konten (KIAT).
Isu
yang diangkat dalam Danone Community Engagement Day kali ini
selaras dengan visi dan misi Danone sebagai pelaku industri yang menerapkan
bisnis berkelanjutan (sustainable) Sebagai pembicara adalah:
1. Bapak Budi Rahardjo, Agriculture Manager Danone Indonesia
2. Ibu Annie Wahyuni - Downstream Packaging Manager Danone Indonesia
3. Gerald Vincent - Content Creator
Apa sih kaitan program #KIATMembuatKonten dengan bisnis berkelanjutan? Ternyata banyak banget, seperti berikut ini:
1. Blogger dan Vlogger adalah bagian dari komunitas. Sebagai komunitas bervibes positif membantu menyebarluaskan pengetahuan tentang pentingnya menerapkan asas berkelanjutan dalam kehidupan.
2. Blogger dan Vlogger berkesempatan meng-upgrade kemampuan membuat konten. Penting banget nih buat konten kreator kan?
3. Ide-ide tentang asas berkelanjutan yang dipaparkan dalam Danone Community Engagement Day #KIAT2022 menjadi sumber inspirasi untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Penerapan Bisnis Berkelanjutan untuk Indonesia Lestari
Mengapa
Danone Community Engagement Day 2022 memilih tema mengenai bisnis berkelanjutan?
Pertanyaan ini terjawab ketika mendengar
pemaparan dari Bapak
Budi Rahardjo, Agriculture Manager Danone Indonesia.
Tak
dapat dipungkiri bahwa populasi dunia terus bertambah, sementara lahan
pertanian kian menyempit karena tergusur pemukiman. Hal ini berdampak pada
produksi pertanian dan rantai pasokan pangan secara global. Salah satu cara
memastikan tercukupinya kebutuhan pangan adalah dengan mengupayakan inovasi di
bidang pertanian.
Dalam rangka mewujudkan misi One Planet, One health, Danone sebagai perusahaan global yang fokus pada makanan dan minuman konsisten melaksanakan visinya untuk menghasilkan makanan dan minuman yang aman bagi masyarakat. Danone bertumpu pada empat pilar untuk mewujudkan visi dan misinya yaitu Climate, Water, Circular Packaging dan Agriculture.
Khusus
pada pilar Agriculture, Danone berambisi mendorong praktek pertanian
regeneratif yang melindungi tanah, meningkatkan kesejahteraan hewan dan
memberdayakan generasi baru petani. Pada dasarnya pertanian regeneratif adalah
gerakan perubahan paradagima pertanian dan petani, dari semula yang dianggap
menjadi sumber masalah bagi alam (misalnya membakar lahan lading) menjadi
system yang menyatu dengan alam.
Prinsip
pertanian regeneratif adalah:
1. Bertani
memanfaatkan lahan minim
Termasuk di dalamnya bertani cara
hidroponik, polybag di rumah. Kata Pak Budi nih, ibaratnya hanya punya dua
pohon cabe, kalau pas berbuah di musim cabe mahal dah lumayan menghemat kan.
2. Konservasi
tanah
Misalnya dengan system terasiring,
pengadaan rorak
3. Melindungi
air
Dengan cara penggunaan Eco-Enzim,
pupuk organik dalam bertani, Rorak dan efisiensi air
4. Meningkatkan
biodiversivitas
Tidak terpacu pada satu jenis tanaman
saja
5. Keterpaduan
pertanian dan peternakan
Semaksimal mungkin memanfaatkan pupuk
kandang.
Ngobrolin masalah
sustainability di bidang pertanian, saya jadi ingat Biomassa Boiler Danone yang
terletak di Klaten. Hasil pembakaran bahan baku biomass tersebut dibagikan
secara gratis ke petani dan dimanfaatkan sebagai pupuk lahan pertanian.
Pak Budi melanjutkan materi dengan menyampaikan pentingnya menerapkan “gaya hidup keberlanjutan” atau Sustainable Lifestyle dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini bisa dilakukan dengan cara: memanfaatkan lahan di rumah untuk menanam produk pangan (cabe, sayuran, bumbu dasar), pengelolaan sampah, menampung air hujan serta mengedukasi generasi muda tentang pentingnya gaya hidup berkelanjutan.
Melanjutkan pembahasan mengenai pentingnya
prinsip berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari, keseriusan Danone menerapkan
bisnis berkelanjutan juga diwujudkan dalam pilar Circular Packaging, yang disampaikan oleh Ibu Annie.
Ibu
Annie Wahyuni - Downstream Packaging Manager Danone Indonesia menggarisbawahi bahwa kemasan memiliki
peran yang diperlukan untuk melindungi manfaat gizi dan kualitas produk. Danone
berkomitmen mengupayakan produk-produknya agar bisa disimpan, diangkut, dan
digunakan dengan aman.
Sejalan
dengan hal ini Danone bekerja untuk mendukung pergeseran sistemik dari linear
ke ekonomi sirkular untuk kemasannya. Beberapa komitmen Danone dalam Reduce –
Reuse – Recycle adalah: tak lagi menggunakan plastic penutup label botol,
penggunaan galon air minum dan AMD botol kaca untuk hotel dan kafe serta
penggunaan botol hasil recycle (Aqualite 100 persen hasil daur ulang, kemasan
botol Aqua lainnya 25 persen merupakan hasil daur ulang)
Danone
juga mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam menciptakan ekonomi
sirkular melalui gerakan #BijakBerplastik yang dijalankan sejak 2018.
Menariknya, Bu Annie bercerita bahwa di rumah beliau berbeda pendapat dengan
suami tentang pilihan kemasan. Suami beliau lebih suka belanja minyak goreng
refill, sedangkan bu Annie mengaku lebih suka belanja minyak goreng kemasan
botol dengan alasan kemasan refill biasanya dibuang dan dibakar karena jarang
yang bisa mendaur ulang, sedangkan kemasan botol minyak goreng dari bahan PET
bisa didaur ulang di pabrik-pabrik recycling.
Ngantuk nggak ndengerin materi tentang gaya hidup dan bisnis berkelanjutan? Saya nggak tuh karena menyempatkan tidur siang dan sholat Ashar dulu sebelum ikut webinar hehehe. Apalagi sesi terakhir #KIAT2022 menampilkan Gerald Vincent - Content Creator.
Seruu banget konten kreator yang satu ini. Gerald
berbagi tips tentang bagaimana menyajikan konten yang menarik dan membangun
story telling. Namun yang terpenting, Gerald menegaskan bahwa sebagai konten
kreator hendaknya mengutamakan value konten, bukan sekadar mengejar viral dan
fyp. Sebab konten is the King dan juga menjadi sesuatu yang tertinggal dalam sejarah
meski kelak kita tiada. Sedangkan viral 50% dipengaruhi oleh konten dan 50%nya
lagi tergantung algoritma, sementara algoritma selalu berubah tak bisa
dipastikan oleh siapa saja.
Menurut Gerald, konten yang baik dan digemari oleh masyarakat adalah
konten yang memiliki nilai di kalangan audiens. Adapun nilai tersebut bisa
dibentuk dari seorang konten kreator dengan beberapa aspek yaitu: kenali
audiens, perhatikan pemilihan kata, kuasai ritme dan intonasi dan kuasai
materi.
Selain sesi edukasi secara virtual, program Danone Community Engagement Day juga mengadakan lomba membuat konten reels yang bertajuk #ADayInMyLife versi penerapan hidup berkelanjutan di akun instagram pribadi masing-masing Blogger dan Vloggers serta adanya kuis dengan hadiah-hadiah yang menarik yang bisa dimenangkan oleh para peserta.
Saya
ikutan lombanya gaess, tapi nggak menang wkwkkw Padahal saya peserta pertama, dan
yang saya sajikan benar-benar terjadi dalam hidup saya, nggak hanya karena ada
lombanya. Berhari-hari ngga ada yang ikutan sejak lomba diadakan. Baru
menjelang DL beberapa peserta muncul.
Ini #ADayinMyLife #Sustainability ala daku Gaess >>.Reels Sustainability
Sedih,
kecewa? tentu iya dong. Tapi saya seperti diingatkan oleh Gerald, bahwa membuat
konten balik ke niat. Jika konten kita positif dan menginspirasi orang lain
untuk berbuat kebaikan yang sama, tentu bisa kecipratan pahala. Aha semoga yah.
Tetanggaku mengaku terinspirasi (salah satu) kebiasaanku menampung air sisa
berwudhu untuk menyiram tanaman. Teman bloggerku bilang mau meniru kebiasaan
membuat buku tulis dari lembaran sisa buku ajaran tahun lalu.
Duh,
makasih bangettt… jadi teringat untuk meluruskan niat. Jadinya ngga terlalu
sedih berlarut-larut, apalagi pas dapat hadiah hiburan sebagai partisipan
teraktif. Masyaallah. Alhamdulillah.
Yukk makin
semangat ngonten yang ciamik. Dan tetap konsisten menerapkan gaya hidup
berkelanjutan demi bumi yang lebih baik.
No comments:
Post a Comment