catatan seorang ibu, wanita, hamba sahaya yang ingin berbagi pikiran dengan dunia

Renungan Hari Arafah 1442 H


Saya menulis artikel ini di malam takbiran Idul Adha 1442 Hijriyah. Seharian berusaha mengoptimalkan ibadah di Hari Arafah. Tapi sepertinya banyak gagalnya. Berdiam di masjid menunggu syuruq masih diselingi bikin WA story dengan niat bantuin iklan produk dagangan tetangga. Eh malah masuk orderan beli bawang goreng. Ya namanya rezeki nggak bisa ditolak. Tapi saya merasa bersalah juga. Kok kesannya saya malah berniaga di dalam masjid. Nyesel banget. Harusnya ke masjid ngga usah bawa Hape biar ngga tergoda. 
Padahal niat udah buat banget gak mau meninggalkan Hari Arafah tersia-sia. Karena sebelumnya mendapat shared article di WAG yang begitu indahnya:
*Waspadai Hari Arafah*

Bukan hari untuk beberes rumah,  belanja, tidur atau istirahat.

Ia adalah hari agung dan mulia. Bahkan Allah menyebut Ahli Arafah adalah penduduk langit.
Hari pembebasan dari api neraka.
Hari ketaatan,
Hari mujahadah dengan ibadah,
Dan waktu yang paling agung untuk berdoa adalah hari arafah

Berusahalah memenuhi hari itu dengan ketaatan atau taqarrub pada Allah.  Seandainya saja kamu memiliki satu permata dunia, pasti kamu akan tergoda dan tergila-gila. 
Apatah lagi jika kamu memiliki satu hari paling baik di dunia? 

Jika lailatul Qadar tidak diketahui kapan waktunya, sedangkan hari Arafah diketahui pasti kapan ia ada. 

Jika pada malam lailatul Qadar malaikat pada turun, sedangkan hari Arafah Allah langsung yang turun.

Maka, manfaatkan sebaik-banyak kesempatan dan berusahalah semaksimal yang kalian bisa dengan jadwal istimewa pada hari Arafah. Kirimkan pada orang yang kalian sayangi, karena ia hanya sehari dalam setahun

1. Tidur lebih cepat agar bisa maksimal beribadah esok harinya
2. Bangun sebelum shubuh untuk sahur dengan niat puasa arafah
3. Sholat minimal 2/4 rakaat , mintalah kebaikan dunia akhirat dalam sujud, perbanyak tahmid berharap Allah menyampaikan kita pada hari turunnya rahmat dan ampunan Allah SWT
4. Perbanyak istighfar sebelum shubuh sampai Allah menetapkan kita dalam golongan yang bertaubat di waktu sahur. 
5. Bersiap berwudhu 5 menit sebelum azan shubuh. Resapi dan rasakan dosamu berguguran bersamaan dengan aliran air wudhu.
6. Berdoa setelah berwudhu
7. Sholat subuh kemudian berdiam dirilah di mushalla sampai waktu syuruq sekitar 15 menit
8. Mulailah membaca takbir setelah salam
9. Bacalah Al-Quran, perbanyak tasbih,  tahmid,  tahlil dan jangan lupa dzikir pagi
10. Shalat Syuruq 2 rakaat agar mendapat pahala haji dan umrah bersama Rasul.  Jangan  sampai ketinggalan
11. Kamu bisa memilih tidak tidur sama sekali pada hari Arafah agar tidak terlewat sedetikpun kecuali dipenuhi dengan ibadah dan zikir, dan yakinlah Allah akan mengabulkannya. 
12. Atau kamu bisa tidur dengan niat supaya bisa kuat beribadah. 
13. Kemudian bangunlah, berwudhu , dan shalat dhuha minimal 4 rakaat dan sertai dengan ibadah lainnya. Takbir,  dzikir, tilawah dan perbanyak baca "Laa ilaha illallah wahdahu laa syarikallah lahul mulku walahul hamdu wa huwa 'ala kulli syaiin qodir"
14. Shalat dzuhur, kemudian bertakbirlah, bertasbihlah dan baca Al-Quran
15. Dengarkanlah khutbah arafah dengan segenap jiwa, insyaallah tahun ini akan menjadi lebih luar biasa. 
16. Shalat ashar , takbir dan baca dzikir sore
17. Bacalah Al-Quran sebelum magrib kira-kira sejam, lalu mulailah berdoa dengan khusyu'.  Sampaikanlah kondisi dan hajatmu pada Allah. Sertakan juga doa untuk saudara muslim seluruh dunia. 
18. Berdoalah pada Allah agar matahari tidak terbit kecuali kita tercatat sebagai hamba yang terbebas dari api neraka. 
19. Semoga Allah memberikan kita taufiq untuk beramal shalih dan kita berdoa agar diterima segala amalan kita. 

Jangan lupa mengingatkan keluarga dan orang tersayang.  
Semoga Allah jadikan kita sebagai orang yang diterima amalannya dan dibebaskan dari api neraka. 
Jangan lupa shalawat pada Nabi SAW

_Diterjemahkan oleh @izzah_rifdah_

Sayangnya, seharian saya disibukkan dengan menyiapkan pesanan bawang goreng. Baru sore hari agak tersedia waktu luang.


Begitulah manusia, mudah sekali tergoda. Saya juga mendapat share link untuk mendengarkan khutbah Arofah sesuai bahasa yang dipahami. Sayangnya baru bisa diakses dengan lancar sesaat menjelang adzan Maghrib. Jadinya saya hanya menyimak awal khutbah. Tentang ihsan. Ihsan adalah ketika kita menyembah Allah seolah-olah bisa melihat Allah. Dan jika tak bisa melihat Allah, yakin bahwa Allah melihat kita.
Khutbah Arofah 1442 H juga mengingatkan untuk mendoaka umat muslim sedunia.
Ah jadi kembali ke kondisi pandemi yang membuat saya merenung lama sekali.
Kita nggak susah sendiri. Ada ribuan dan jutaan insan yang juga menderita akibat pandemi.
Kehilangan pekerjaan. Kehilangan keluarga terdekat dan teman. 


Saya merenung. Sepertinya virus ini bertugas membasmi kesombongan.
Ketika ia pertama muncul di Wuhan, manusia di belahan bumi lain melihatnya sebagai bahan omongan dan gunjingan. Ngga kebayang apalagi punya niat untuk berdoa dijauhkan dari wabah. Ngerasa virus itu hanya bersifat lokal doang di sana. Tak ada yang menyangka virusnya mendunia.
Ketika virusnya mulai menyebar hingga ke luar Cina. Saya masih ingat ada sosok yang berkata : virus itu hanya menyerang orang miskin saja. Nyatanya pasien Covid 01 - 03 di Indonesia adalah orang-orang kaya yang konon terinfeksi ketika pesta dansa.
Ketika kita punya keyakinan jika menjaga stamina dan kebugaran tubuh adalah kunci utama agar tak terinfeksi, virus ini ternyata mencabut nyawa salah satu atlit renang ternama
Saat vaksin ditemukan, dunia optimis dan mulai tumbuh harapan pandemi segera mereda.
Faktanya yang telah mendapat suntikan vaksin dua kali bisa (bahkan banyak) terpapar, beberapa di antaranya dijemput menghadap Sang Kuasa.
Begitulah. Seolah virus ini mengingatkan kita untuk tak hilang keyakinan. Bahwa semua terjadi di dunia karena kehendak Allah. Betapa kita, terutama di Indonesia seolah hilang akan dan iman. Ketika panic buying dan menyebabkan harga masker dan hand sanitizer di awal pandemi tahun lalu serta harga susu beruang, kelapa muda menjadi melonjak tak karuan karena tingginya permintaan, sampai rebutan. Padahal memiliki semuanya itu bukan jaminan terhindar dari serangan virus yang mematikan.

 Ya Allah....

Mata saya berkaca-kaca setiap kali memohon kepadaNya agar menyudahi musibah ini. Teringat sepupuku yang meninggal karena terinfeksi. Teringat tema mengaji yang kehilangan suami dan anak-anaknya jadi yatim tahun ini. Teringat dosa karena seringkali sulit memisahkan antara waspada dan buruk sangka kepada orang-orang yang kuduga terinfeksi virus corona
Semoga harapan dan doa kita di Hari Arafah tahun ini dikabulkan Allah. Hilang segala gundah dan musibah. Kita tak lelah muhasabah dan taubatan nasuha. Sehingga kelak meninggal dalam keadaan husnul khotimah.

Share:

No comments:

Post a Comment

BloggerHub

Warung Blogger

KSB

komunitas sahabat blogger

Kumpulan Emak-emak Blogger

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Powered by Blogger.

About Me

My photo
Ibu dua putra. Penulis lepas/ freelance writer (job review dan artikel/ konten website). Menerima tawaran job review produk/jasa dan menulis konten. Bisa dihubungi di dwi.aprily@gmail.com atau dwi.aprily@yahoo.co.id Twitter @dwiaprily FB : Dwi Aprilytanti Handayani IG: @dwi.aprily

Total Pageviews

Antologi Ramadhan 2015

Best Reviewer "Mommylicious_ID"

Blog Archive

Labels

Translate

Popular Posts

Ning Blogger Surabaya

Ning Blogger Surabaya

Labels

Labels

Blog Archive

Recent Posts

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.