Karena sholat Idul Adha kali ini dilaksanakan tanpa publikasi, sebagian besar dari jamaah ngga tahu siapa imam dan khotibnya. Namun isi khotbahnya saya catat di sini:
Tema khtobah Idul Adha 1442 H: Berqurban dan keshalihan.
Tentang pandemi, hendaknya kiat menyikapinya
sebagai musibah. Sebagaimana janji Allah bahwa musibah adalah ujian, bukan adzab yang lebih bersifat hukuman. Hal ini terkait dengan janji Allah:
1. Allah tidak akan mengadzab penduduk dunia
manakala Nabi Muhammad masih berada di tengah manusia
2. Allah tidak akan mengadzab penduduk dunia
manakala mereka masih beristighfar, memohon ampunan kepada Sang Kuasa. Ketika
merasa berdosa, segera mengingat Allah dan memohon ampunan dengan
sungguh-sungguh (taubatan nasuha)
Kita mengenal bahwa hakikat ibadah qurban merupakan teladan dari kisah perintah menyembelih Ismail. Namun sejarah qurban sejatinya tidak berasal dari
kisah Ibrahim-Ismail, tetapi telah diawali di masa Nabi Adam. Yaitu hikmah kisah Qabil (putra sulung nabi Adam) dan Habil sang adik kandung. Qabil lahir kembar dengan saudara perempuan, begitu juga dengan Habil. Di saat itu, Allah memerintahkan untuk menikahkan anak-anak kembar Nabi Adam secara silang. Qabil menikah dengan kembaran Habil. Habil menikah dengan kembaran Qabil
Ketika Qabil harus menikahi
kembaran Habil, ia protes dan minta dinikahkan dengan kembarannya sendiri yang dianggapnya lebih cantik.
Untuk memutuskan masalah, Nabi Adam berdoa memohon petunjuk kepada Allah. Turun perintah agar habil dan qabil utk berqurban. Siapa yang qurbannya diterima maka dialah yang berhak menikahi kembaran Habil. Karena qurban Habil lebih baik, maka diterimalah qurbannya dan dinikahkan dengan yang cantik. Qabil marah dan membunuh Habil. Inilah kasus pembunuhan pertama di dunia. Hikmah kisah ini adalah : Qurban di tangan orang yg tidak shalih tidak akan diterima
Hikmah qurban berikutnya adalah saat Nabi Ibrahim bermimpi diminta menyembelih Ismail. Karena mimpinya berturut-turut, Nabi Ibrahim minta pendapat
ismail. Karena Ismail anak shalih ia menjawab agar sang ayah melaksanakan perintah Allah.
Hikmah kisah ini adalah:
1. Ibrahim tidak meninggalkan asas musyawarah
2. Jawaban Ismail: laksanakan, insyaAllah ayah akan
menemui saya sebagai golongan orang sabar. Jawaban ini menunjukkan bahwa Ismail adalah anak shalih, tak hanya pintar.
3. Syariat 'aneh' (Kisah Ibrahim-Ismail ) tidak
akan ada di zaman sekarang. Sebab tidak ada perintah Allah untuk menyembelih anak. Bahkan kisah Ibrahim-Ismail hanyalah untuk menguji keimanan dan ketaqwaan Ibrahim. Dan pada akhirnya sesembelihan itu diganti menjadi domba oleh malaikat Jibril atas perintah Allah.
Selain hikmah kisah Ibrahim-Ismail, hikmah lain adalah jika kita merenungkan kembali pada hakikat qurban di masa kini. Qurban tidak mgkin terlaksana jika tidak mungkin didasari oleh keshalihan. Bayangkan, di kondisi ekonomi sulit, harga ternak yang melambung tidak akan terjangkau atau tak termasuk dalam anggaran oleh orang yg tidak shalih (yang merasa eman, sayang uangnya untuk berqurban dan memilih mengalokasikan ke kebutuhan lain)
Khotib menutup khotbah dengan mengulang kembali pentingnya mentaati protokol kesehatan sebab langkah ini adalah:
1. Ikhtiar tdk menular dan tertular
2. Mematuhi perintah Allah, yang berfirman tidak akan mengubah nasib sebuah kaum jika tidak berupaya. Contoh Khalifah Umar Bin Khattab saat menghindari masuk ke desa yang ditimpa wabah. Ketika ia ditanya: apakah kamu takut wahai Umar? Umar menjawab: tidak, aku hanya mentaati perintah Allah. Selama suatu hal masih dalam wilayah qodo' (catatan yang belum menjadi kenyataan) maka wajib diupayakan untuk tidak menjadi qadir. Kecuali jika kita sudah berupaya menghindar tapi masih terkena musibah/sakit maka itulah namanya qadir/takdir. Maka mari tetap berikhtiar menjaga stamina dan menerapkan protokol kesehatan. Jika dirasa perlu kenakan masker double sekalian.
Jazakillah khoiron katsiron..
ReplyDeleteSuwun sharenya buat sya yg udzur ga bisa ikut sholat ied