Web series yang
diangkat dari novel karya Giltlicious dan bertema pernikahan dosen dan
mahasiswinya ini berhasil memikat hati pemirsa dan penikmat film di Indonesia.
Roman komedi yang tak biasa. Sineas kita bisa lo bikin series yang kehadirannya
ditunggu penuh cinta.
Dan ternyata yang terbawa perasaan karena MLMH nggak cuma saya seorang. Kalau mampir di akun IG Prilly Latuconsina, managemen Reza Rahadian dan akun MLMH ribuan penggemar pada komen minta MLMH lanjut terus, Dan MD Entertainment benar-benar meluluskan permintaan penggemar MLMH, secara resmi mengadakan jumpa pers mengabarkan akan ada MLMH season kedua. Wuaa sabar sabarlah para penggemar.
MLMH season pertama
sudah lama berakhir, tapi kenangan tentang beberapa scenenya akan selalu lekat.
Ada beberapa hal yang akan selalu saya ingat, yang membuat senyum-senyum
sendiri, yang menciptakan keharuan, yang menumbuhkan rasa hangat.
Kenangan-kenangan
itu antara lain:
1. Bakti pada orang tua
Pernikahan (terpaksa) Inggit dengan Pak Arya sejatinya adalah bentuk bakti Inggit kepada orang tua, terutama ayahnya. Sebab perjodohan ini adalah permintaan sang bapak ketika harus dirawat di ICU akibat serangan jantung. Perjodohan karena berbakti pada ortu, klise ya? Tapi justru membuat kita mikir, sudah sejauh apa bakti kita pada ortu. Karakter Inggit yang manja, tapi mau mengorbankan cita dan cintanya bersama Tristan mau tak mau membuat pemirsa mikir : kira-kira sudah sepadankah bakti kita pada ortu jika dibandingkan pengorbanan mereka?
Dan si Inggit ini mau kerja sampingan sambil
kuliah meski anak orang kaya (boleh dong saya menyimpulkan dia anak orang kaya,
lah di Jakarta bisa punya rumah segede itu, rumah yang di Jogja juga luas dan
tampak megah) Jadi ingat dulu pas kuliah nyari kerjaan buat nambah-nambah uang
saku karena emang butuh.
2. Scene paling lucu
Masih akan terus mengingatnya sambil nyengir pas
adegan pak Arya pesen minuman di coffee shop tempat Inggit kerja. “Ini antara
kamu pikir saya nggak bisa bayar atau mau nyogok?” tegur Pak Arya dengan muka
datar waktu Inggit bilang beliau ngga usah bayar. Asem banget dong kalau
digituin orang.
3. Scene paling baper
Waktu Tristan datang ke rumah Inggit dan bilang ia
sudah tinggalkan cita-citanya, meninggalkan rumah sakit dan mengajak ke Yogya
ketemu ortu Inggit. Dan Pak Arya berada di balik pintu, salah tingkah. Si Inggit
jadi galau kuadrat. Mumet banget rasanya pasti ya..it’s too late..
4. Scene paling romantis
Keromantisan nggak cuma adegan sayang-sayangan kan.
Pak Arya yang mau susah-susah masak buat menyenangkan istri, yang rela
berjibaku dengan jambret sampai tangannya luka demi melindungi Inggit, pas panic
banget lihat tangan Inggit luka kena staples ..itu adegan romantis semua. Tapi yang
paling romantis pastinya di episode terakhir yak wkwkkw. Pas pak Arya memandang
Inggit dengan penuh cinta, hangat sekaligus geregetan. Reza Rahadian emang
pinter banget memainkan perannya, kayak yang sungguhan gitu.
5. Scene yang paling mengharukan
Pas bapak Inggit meninggal saya jadi ikut sedih. Tapi
saya juga ikut terharu saat melihat Tristan di episode 8, menghela nafas
dalam-dalam sebelum mengatakan “belajar
dari pengalamanku ya Nggit, jangan pernah telat bilang cinta” Well, saya
nggak pernah patah hati. Tapi lihat Tristan ikhlas saat melepas kok jadi broken
my heart.
6. Script favorit
“Saya
berjanji meletakkan kebahagiaan Inggit di atas kebahagiaan saya” wah Pak Arya ini mah cinta tingkat dewa ya. Mungkin
di dunia nyata sosok begini nggak bakal ditemukan hehehe. Tapi baguslah buat
tontonan yang dikenang sampai kapanpun juga.
Gara-gara MLMH saya tiba-tiba jadi follower @officialpilarez dan @Prillylatuconsina96 hahaha. Jadi tiba-tiba lupa kalau umur sudah tua dan ikutan mendoakan agar Prilly dan Reza berjodoh dan menikah beneran. Senang lihat keakraban mereka yang sering dipost Prilly. Terutama pas mereka ngobrol di IGS dan pas press conference tentang MLMH season dua. Entah itu gimmick atau bagaimana, etapi kalau beneran berjodoh kan tak kan kemana.
Selamat buat Montytiwa, Reza dan Prilly. Ini kerjasama pertama yang menyatukan mereka bertiga, tapi bisa bertahta istimewa di hati penggemarnya. Nggak kebayang kalau Pak Arya bukan Reza atau Inggit bukan Prilly. Udah klik banget deh tim ini, chemistry mereka terbawa sampai udah kelar filmnya.
No comments:
Post a Comment