Benarkah
semakin tua usia seseorang artinya ia akan semakin kaya? Status kemapanan finansial
seseorang dapat dilihat dari usia. Para financial
planner di Indonesia mengkategorikan siklus kemapanan sosial menjadi tiga
yaitu :
1.
usia
20-25 tahun (punya banyak waktu tapi sedikit uang)
2.
usia
25-35 tahun (punya cukup waktu tapi sedikit lebih banyak uang)
3.
usia
35-50 tahun (punya sedikit waktu tapi banyak uang).
Siklus
kemapanan finansial tersebut disimpulkan dari rata-rata aktivitas masyarakat
Indonesia. Di usia 20-25 rata-rata baru memulai karir dan lebih banyak
mengutamakan having fun. Di usia 25-35 tahun karir yang dirintis mulai mapan
dan penghasilan biasanya semakin besar. Di usia 35-50 tahun diharapkan seseorang
sudah berada dalam kategori mapan secara finansial. Namun tidak setiap orang
mencapai target sesuai siklus finansial yang dipaparkan para financial planner.
Ditinjau dari usia saya, wanita 39 tahun,
ibu dari dua anak seharusnya masuk dalam kategori ketiga mempunyai sedikit
waktu tapi banyak uang. Namun faktanya disebut banyak uang juga tidak, disebut
dalam kondisi sangat mengenaskan juga kurang tepat. Meski tidak memiliki mobil
pribadi namun setidaknya kami memiliki rumah pribadi. Tetapi untuk persiapan
sekolah anak-anak dan hari tua jujur saja saya dan suami harus lebih fokus dan
berhati-hati merancang segala sesuatu hal yang berkaitan dengan finansial.
Sebenarnya bagaimana tolak ukur “mapan
secara finansial” diaplikasikan? Beberapa orang berpendapat mapan secara
finansial itu jika telah memiliki rumah dan mobil pribadi, ada yang berpendapat
jika tak lagi punya hutang, jika telah memiliki perusahaan sendiri atau
mempunyai daftar kekayaan berupa aset finansial minimal ratusan juta. Secara
umum seseorang disebut mapan secara finansial setidaknya jika penghasilan yang
diperoleh mampu membiayai kehidupan sehari-hari termasuk biaya kesehatan dan
pendidikan serta masih memiliki simpanan baik berupa tabungan atau investasi
untuk masa depan. Kunci kemapanan finansial adalah mengelola pendapatan secara
bijak sehingga mampu memberikan rasa aman dan nyaman serta tidak khawatir akan
masa depan.
Sumber : huffingtonpost.de
Mengelola finansial secara bijak demi masa
depan lebih baik memerlukan langkah-langkah strategis. Ibarat mempersiapkan
amunisi dan taktik sebelum maju ke medan perang maka seseorang harus mengenali
kelemahan diri, keunggulan pribadi secara finansial dan tips mempersiapkan masa
depan lebih baik secara finansial. Perumusan berdasarkan analisa tersebut
dikenal dengan istilah SWOT Strength, Weakeness, Opportunities dan Thread.
Strength (Kekuatan)
Dalam
merancang kemapanan finansial kekuatan utama seseorang terletak pada
penghasilan. Baik itu pegawai dan karyawan, pekerja lepas dan paruh waktu atau
wirausahawan dan pebisnis selalu memperoleh penghasilan dari kerja kerasnya.
Kekuatan inilah yang harus diupayakan agar kemampuannya bisa dirasakan secara
nyata, artinya dapat dimanfaatkan untuk membiayai kehidupan baik yang sedang
dijalani dan untuk masa depan.
Kekuatan
yang tak kalah adalah keyakinan. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan manusia yang
beriman yakin bahwa setiap individu memiliki garis rezeki yang harus
diupayakan. Manusia dikaruniai akal dan pikiran sebagai modal mengais
rezeki yang telah tersebar di muka bumi.
Weakeness (Kelemahan)
Kelemahan terbesar dalam merancang
kemapanan finansial adalah keterbatasan pengetahuan tentang dunia keuangan. Dalam kesempatan
event Talkshow Jumpa Blogger Sun Life di Rocco Restaurant, Artotel Surabaya 12
September 2015, Alviko Ibnugroho sebagai pembicara memaparkan 8 Dosa Finansial
yang lazim terjadi di tengah masyarakat Indonesia. Disebut sebagai “dosa”
karena kedelapan hal tersebut adalah sebuah kesalahan namun dilakukan sebagian
besar orang dan biasanya terjadi secara berulang.
Kedelapan dosa finansial tersebut yang
menjadi kelemahan dalam merumuskan kemapanan finansial adalah:
- Terperangkap
Mitos Masyarakat, seperti mitos menjadi karyawan, menerima gaji tetap
setiap bulan akan lebih menjamin secara finansial. Sedangkan profesi
khusus seperti blogger, ahli kecantikan, desainer busana, pandai memasak dianggap
hanya sebatas hobi dan bukan profesi yang mendatangkan kemapanan finansial
- Memilih
untuk Buta Financial. Sebagian
besar orang menganggap belajar finansial dan bicara tentang uang itu hal
yang membosankan
- Manusia
Cenderung Berjuang Untuk Bertahan Hidup bukan Berjuang Demi Keinginan
Hidup.
- Tidak
Menetapkan Target Financial. Sebagian besar orang tidak memiliki target-target
finansial. Pendapatan dan pengeluaran dibiarkan mengalir tanpa perencanaan.
- Tidak
Memprioritaskan Kemakmuran Financial. Hanya sedikit orang yang meluangkan
waktu untuk fokus mewujudkan cita-cita mapan secara finansial. Sebagian
besar orang lebih senang berwisata, jalan-jalan dan menikmati wisata
kuliner daripada meluangkan waktu demi menetapkan konsep masa depan.
- Tidak
Menggunakan Uang Dengan Bijaksana. Sebagian besar masyarakat Indonesia
terjebak dengan cara mengelola uang secara tidak bijaksana. Melampiaskan
kegalauan dan mengalihkan perhatian dari kesedihan dengan cara berbelanja,
hura-hura di tanggal muda bagi para penerima gaji tetap lalu kebingungan
di tanggal tua. Sebagian lain mengejar gaya hidup namun tidak berusaha
memperbesar penghasilan sehingga menganggap kartu kredit, kredit tanpa
agunan adalah jawaban dari permasalahan. Sebagian besar orang tua juga
kurang bijak dalam mengajarkan pentingnya nilai uang bagi sang anak,
membujuk anak dengan iming-iming hadiah atau uang agar tidak merengek atau
bersedia melakukan suatu kegiatan tertentu adalah contoh yang kurang
bijak.
- Tidak
Membuat Anggaran. Sebagian besar orang Indonesia menganggap anggaran
belanja individu atau keluarga itu kurang penting. Yang penting uang masuk
rekening atau ada di dompet kemudian digunakan untuk pembiayaan pos-pos
dianggap sudah biasa. Jika masih ada sisa berarti bisa ditabung jika habis
tak mengapa, ini adalah anggapan yang salah
- Tidak
Melakukan Investasi.
Kedelapan hal
tersebut adalah kelemahan terbesar dalam mewujudkan kemapanan finansial dan
perlu mendapatkan perhatian untuk diatasi.
Opportunities
(Peluang)
Memetakan
kelemahan dan menyadari kekuatan membantu seseorang untuk menciptakan peluang.
Peluang yang harus diperjuangkan untuk mendapatkan kesempatan mewujudkan
kemapanan finansial adalah:
1. Berpikir
berbeda. Membebaskan dari mitos bahwa kemapanan finansial selalu datang dari
gaji. Perlu diingat bahwa seorang karyawan tidak selamanya akan menerima gaji
karena akan datang masa pensiun sehingga perlu menyusun langkah untuk
mempersiapkan masa tersebut. Kaji kembali kemampuan, bakat dan minat dan
berusaha untuk mengoptimalkannya demi mencapai kemapanan finansial. Hal ini
pula yang pernah saya terapkan sebelum memutuskan meninggalkan dunia kerja
kantoran. Sejak masih bekerja saya merintis untuk lebih tekun menulis. Kini
saat sudah tak lagi menjadi karyawan saya mengisi waktu dengan bekerja sebagai
penulis konten artikel di website dan mengoptimalkan blog sebagai sumber
penghasilan melalui honorarium job review.
2. Membekali
diri dengan pengetahuan finansial. Semakin sering menghadiri seminar tentang
tips mengelola finansial, mempelajari jenis-jenis investasi atau membaca
buku-buku tentang keuangan akan menambah pengetahuan untuk bertindak secara
rasional dalam mengelola keuangan.
3. Menetapkan
target. Demi mencapai kemapanan finansial seseorang harus memiliki target
finansial yang jelas dan terukur. Misalnya menetapkan untuk menikah pada target
usia tertentu dan membuat rancangan konsep pernikahan beserta perkiraan biaya. Target-target
finansial akan mendorong seseorang lebih bijak dalam mengelola pendapatannya.

sumber : pinterest
4. Memanfaatkan
teknologi dalam membuat planning anggaran. Teknologi berkembang pesat. Aneka
software dan aplikasi gadget memungkinkan masing-masing individu untuk membuat
catatan atau perhitungan. Gadget bisa menjadi pengingat kapan saatnya setor
premi asuransi, menghadiri seminar finansial atau seekdar membuat catatan
belanja bulanan agar tidak lapar mata saat berbelanja sehingga sesuai kebutuhan
dan anggaran.
5. Berinvestasi.
Investasi
merupakan salah satu cara mempersiapkan masa depan dengan bijak. Menambah wawasan
finansial membantu memahami model-model investasi jangka pendek dan jangka
panjang. Belajar masalah keuangan menopang pengetahuan tentang seluk beluk investasi
yang memiliki resiko tinggi dengan hasil lebih besar atau resiko kecil namun
hasilnya tidak terlalu signifikan. Idealnya investasi dilakukan dalam beberapa
bentuk sehingga tidak terpusat dalam satu keranjang. Contohnya untuk investasi
jangka panjang bisa memilih reksadana bagi yang sudah paham seluk beluk
finansial dan perkembangannya. Tabungan bisa berfungsi sebagai instrument investasi
jangka pendek maupun jangka panjang namun perlu diperhatikan bahwa agar
tabungan dapat menjadi cadangan masa depan jika dilakukan setoran secara
disiplin dalam jumlah besar, rutin dan tidak diambil untuk berbagai keperluan
dan sebaiknya dilakukan secara berkesinambungan. Investasi paling aman salah
satunya adalah menyimpan uang dalam bentuk emas dan memiliki premi asuransi. Harga
emas jangka panjang tak pernah mengalami penurunan. Harga emas sepuluh tahun
lalu dibandingkan harga sekarang naik cukup signifikan. Asuransi membantu
untuk menyisihkan penghasilan. Asuransi bisa berfungsi ganda sebagai tindakan
proteksi maupun investasi. Asuransi Brilliance Hasanah Sejahtera milik Sun Life
misalnya merupakan produk asuransi jiwa dan investasi dengan pembayaran berkala
yang dikelola berdasarkan prinsip syariah, bebas menentukan kontribusi dan uang
pertanggungan sesuai kemampuan dan membuka kesempatan bagi nasabah untuk
melakukan penambahan dana investasi.
Sumber : shutterstocks
6. Membuka
peluang usaha.
Sebagian
besar orang khawatir merugi atau bingung masalah modal ketika hendak membuka
usaha. Jika ditelusur dengan bijak tidak semua jenis usaha membutuhkan modal
besar. Wirausaha terbagi menjadi dua yaitu wirausaha hulu dan wirausaha hilir. Wirausaha
hulu membutuhkan modal besar karena menghasilkan produk dan jasa. Wirausaha hilir
memerlukan modal lebih kecil karena mengutamakan skill menjual dan bergerak di
bidang distribusi. Pebisnis online, menjual sistem dropship adalah contoh dari
wirausaha hilir karena memerlukan modal lebih kecil.
Threads
(Ancaman)
Seperti
halnya maju di medan perang, merumuskan kemapanan finansial masa depan juga
menghadapi berbagai ancaman dan hambatan contohnya:
1. Ancaman
PHK
Ketakutan
terbesar bagi seorang karyawan adalah ancaman Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Tidak
dapat dibayangkan ketika harus kehilangan penghasilan tetap setiap bulan dan
kebingungan mengalokasikan pesangon yang tidak seberapa untuk kebutuhan
sehari-hari terutama bagi yang telah berkeluarga. Sementara simpanan terus menipis
karena tak kunjung mendapatkan pekerjaan. Solusi bijak untuk menghadapi ancaman
PHK adalah membekali diri dengan skills. Keahlian merupakan modal untuk
menghadapi ancaman terPHK. Membekali diri dengan kemampuan berbahasa asing
membantu mendapatkan penghasilan sebagai penterjemah atau pemandu wisata. Mengasah
kemampuan menulis membantu terbukanya pintu rezeki melalui media massa,
blogging atau artikel konten website. Meningkatkan kemampuan desain web membuka
peluang usaha desain web untuk blogger dan kegiatan promosi. Serius belajar
memasak bisa membantu usaha kuliner atau memberikan pelatihan dan kelas
memasak.

gambar diambil dari sini
2. Investasi
merugi
Investasi
beresiko tinggi seperti reksadana dan saham seringkali menimbulkan was-was
ketika nilainya menurun drastis. Bagi masyarakat awam dan pemula di bidang
finansial akan lebih aman jika memilih investasi yang tidak terlalu beresiko
seperti asuransi dan property. Dianjurkan untuk tidak memusatkan seluruh aset
dan simpanan dana dalam satu jenis usaha atau investasi. Diharapkan dengan
memecah jenis investasi membantu
meminimalisir resiko.
3. Penghasilan
stagnan
Kebutuhan
hidup dan inflasi terus meningkat. Ketika pendapatan tidak mampu mengejar
inflasi beban hidup terasa semakin berat. Kenaikan gaji tidak signifikan atau
bisnis stagnan semakin menambah beban. Solusinya adalah mencari penghasilan tambahan seperti menjual pulsa, menjual makanan ringan serta menambah wawasan, keterampilan
dan ilmu sebagai modal menambah penghasilan. Menekan biaya hidup dengan
menerapkan penghematan di segala bidang sangat dianjurkan seperti misalnya mengurangi
hutang atau meniadakan penggunaan kartu kredit, menghemat konsumsi listrik
dengan memilih perangkat elektronik hemat energi, memilih jenis operator
seluler yang seragam dalam keluarga untuk menghemat biaya komunikasi atau mengurangi
penggunaan kendaraan bermotor dan memilih bersepeda jika memungkinkan.
Mapan secara finansial adalah harapan setiap orang. Namun
tidak semua orang mampu menerapkan strategi untuk mencapai kemapanan finansial
demi masa depan lebih baik. Bijak mengelola keuangan sejak dini merupakan
pondasi untuk memantapkan strategi mencapai kemapanan finansial.
lengkap sekali nih pembahasannya
ReplyDeleteterimakasih mba nambah pengetahuan nih :)
Aku berjuang untuk meminimalkan keinginan yang tidak terlalu berguna :)
ReplyDeleteheheheh klo saya memang minim dananya Mba :D
Deletenyimak aja mba :)
ReplyDeleteOK :D
Delete8 Dosa FInansial ..... waaah masih harus banyak berbenah diri, saya Mbak.
ReplyDeleteBeruntung ya teman2 di Surabaya bisa menghadiri acara Sun Life itu, jadi nambah wawasan.
SUkses ya Mbak Dwi
ya mbak Niar, bisa hadir di acara jumpa blogger Sun Life tempo hari benar-benar rezeki, banyak ilmu diperoleh sesuatu yang nilainya setara dengan investasi :)
DeleteWah baru tahu ada 8 dosa finansial...semoga bisa mengurangi dosa2 ini, nice article mbak
ReplyDeleteya mbak Lyta, penyebutan yang unik : dosa = karena dilakukan berulang-ulang secara massal....makasih mbak sudah mampir :)
Deleteulasannya sangat bermanfaat mak, jadi makin melek finansial nih :)
ReplyDeletemari ngucek-ngucek mata bersama mbak Arifah :)
Delete