catatan seorang ibu, wanita, hamba sahaya yang ingin berbagi pikiran dengan dunia

Tabungan Uang Belanja, Penyelamat dalam Kondisi Tak Terduga

Pernah terpikir menyiapkan dana untuk keperluan tak terduga atau sudah rutin menjadi bagian dari managerial keuangan keluarga? Alhamdulillah saya terbiasa menyiapkan dana tak terduga dari uang belanja.
Perlu dicatat bahwa saya menyiapkan dana ini bukan dari sisa uang belanja tetapi saya terbiasa menyisihkan sekian persen dari uang yang saya terima dari suami untuk keperluan tak terduga. Kalau uang tersebut tidak digunakan saya kemudian menyimpannya di rekening bank. Jadi saya tak pernah menyimpan uang dalam jumlah besar di rumah.

Cara saya menabung ini alhamdulillah banyak membawa manfaat. Simpanan yang saya sebut "Kantong Doraemon" ini pernah berjasa untuk dana pembelian tiket pesawat saat mertua meninggal di seberang pulau enam tahun lalu. Kantong Doraemon pula andalan kami untuk membiayai sekolah (uang pangkal) si sulung yang masuk pondok pesantren tahun 2016 kemarin. Kali ini Kantong Doraemon lagi yang menjadi penyelamat untuk biaya perawatan kesehatan suami selama di rumah sakit.


Kebetulan dari tempat kerja sudah diberikan fasilitas BPJS Kesehatan kelas 2. Demi kenyamanan kami memilih naik kelas ke kelas 1 dan selisih biaya harus ditanggung sendiri. Alhamdulillah ngga bingung mencari pinjaman atau menjual barang sebab ada sedikit tabungan dari Kantong Doraemon untuk membayar selisih biaya tersebut.

Memang menabung itu memberikan banyak dampak positif dan ngga ada efek negatifnya. Beda banget dengan gaya hidup foya-foya. Coba deh ada yang bisa jawab apakah *dampak positif* dari berhura-hura? yang ada hanya kesenangan sesaat nah pas butuh duit banyak terpaksa jual barang.

Saya bersyukur diajarkan menabung sejak usia dini. Meski pas sekolah dulu jarang dapat uang saku tetapi pas lebaran dapat angpau lumayan. Nah uang angpau ini yang kemudian disimpan di tabungan pelajar. Gaya hidup sederhana sejak kecil juga saya terapkan hingga sekarang. Beli baju tak selalu setiap tahun, kalau sudah rusak baru beli baru. Sepatu pun saya pas masih kerja dulu punya sepasang saja, harganya tak lebih dari 35 ribu. Baju kerja juga ada sekitar 8 blus saja dan 3 celana panjang. Gadget? gadget saya biasa ajah asal bisa sms, telepon dan koneksi internet. Harga gadget saya gak pernah lebih dari sejuta (yaelah gadget yang harga hampir sejuta inipun pemberian suami yang dapat doorprize dalam suatu acara hihihi) Walhasil sisa gaji saya setelah dialokasikan membayar KPR bisa jadi tabungan yang kemudian saya gunakan untuk melunasi sisa hutang KPR sebelum resign.

Nah setelah resign dan tak punya gaji tetap saya konsisten menabung dari uang belanja. Begini cara saya agar tetap konsisten menabung:
1. Syukuri pemberian Allah melalui suami (dan pendapatan pribadi sebagai freelance)
2. Sisihkan sekian persen sebagai target menabung setiap bulan
3. Susun pengeluaran berdasarkan prioritas anggaran (ini termasuk SPP anak-anak, uang belanja, tagihan listrik dan PDAM, kewajiban donasi di lembaga tertentu dll)
4. Susun rencana belanja setiap minggu dan bawa uang tidak berlebih saat ke pasar. Maksudnya ngga usah bawa semua uang yang diposkan untuk belanja sekaligus. Cukup membawa 25 persen dari total anggaran belanja.
5. Jangan menyimpan terlalu banyak uang di rumah. Simpanan dari uang belanja lebih baik segera ditabung di rekening bank.
6. Khusus untuk belanja bulanan seperti sabun, minyak goreng dll saya biasa nunggu promo JSM di supermarket. Lumayan bisa dapat produk harga super diskon hehehe

Selain tabungan dari uang belanja pemberian suami, saya juga memiliki tabungan pribadi yang saya sisihkan dari fee menulis dan kadang menang lomba apalah apalah. Jadi saya punya dua rekening. Satu rekening bank konvensional yang dipakai untuk transaksi PPOB, menerima fee menulis dan berbagai job. Satu lagi rekening bank syariah yang sebisa mungkin tidak saya ambil (kecuali pas kepepet tempo hari untuk qurban)

Yap, sejak ada penjaminan saya tak ragu menabung di bank. Dulu pernah ketar-ketir saat zaman gencar-gencarnya likuidasi. Ntar kalau bank gulung tikar duit kita ikutan ilang dong ya? Alhamdulillah LPS bertugas menjamin simpanan nasabah hingga 2 Miliar per rekening. Jadi makin tenang ajah nyimpan uang di bank. 

Bea adminnya bo' nggak kukuh. Haha iya yah, bea admin bank konvensional sekarang rata-rata 12.500 - 15 ribu rupiah per bulan sementara suku bunga tak mampu menutup pemotongan biayanya. Kalau saya pilih rekening di bank syariah yang tidak mengenakan bea admin bulanan tapi saldonya nggak boleh kurang dari 500 ribu per bulan. Sedangkan yang bank konvensional tadi, yaa saya anggap biaya adminnya ketutup laba dari bisnis PPOB yang kami jalani. Maklumlah saldonya ngga seberapa dan dinamis banget jalannya. Khusus tabungan dari uang belanja yang saya ceritakan disimpan di rekening suami. Kan beliau yang sudah susah payah mencari nafkah :) Alhamdulillah, terbukti beberapa kali tabungan uang belanja ini menjadi penyelamat kami dalam kondisi tak terduga.

Eh iya tips penting lainnya saat menabung: ajarkan sedini mungkin pentingnya menabung pada anak-anak. Kalau pas liburan sekolah bisa loh ajak mereka menyetor tabungan ke bank terdekat, sekalian jalan-jalan cuci mata hehehe

Share:

1 comment:

BloggerHub

Warung Blogger

KSB

komunitas sahabat blogger

Kumpulan Emak-emak Blogger

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Powered by Blogger.

About Me

My photo
Ibu dua putra. Penulis lepas/ freelance writer (job review dan artikel/ konten website). Menerima tawaran job review produk/jasa dan menulis konten. Bisa dihubungi di dwi.aprily@gmail.com atau dwi.aprily@yahoo.co.id Twitter @dwiaprily FB : Dwi Aprilytanti Handayani IG: @dwi.aprily

Total Pageviews

Antologi Ramadhan 2015

Best Reviewer "Mommylicious_ID"

Blog Archive

Labels

Translate

Popular Posts

Ning Blogger Surabaya

Ning Blogger Surabaya

Labels

Labels

Blog Archive

Recent Posts

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.