catatan seorang ibu, wanita, hamba sahaya yang ingin berbagi pikiran dengan dunia

Jalan-jalan Berbuah Hadiah Pelanggan

Libur akhir tahun tinggal menanti hitungan jari. Lazimnya masyarakat sudah mulai menyusun rencana untuk berkeliling tempat wisata menghabiskan hari-hari. Meskipun masih menanti sekitar dua bulan lagi, luangkan waktu untuk berburu informasi mengenai rute perjalanan, moda transportasi, pilihan akomodasi, tiket obyek wisata hingga wisata kuliner yang menarik hati. 

 

Menikmati liburan dengan bepergian memang bukan kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, papan. Tetapi meluangkan waktu untuk beristirahat sejenak dari rutinitas keseharian sangat dianjurkan agar terhindar dari rasa bosan. Meski bukan kebutuhan pokok, berlibur menikmati pemandangan alam diyakini bisa membuat semangat kembali menyala dan siap melanjutkan perjuangan menantang kerasnya kehidupan. 

Pilih ke gunung atau ke pantai? Dokpri


Persiapan Berlibur

Sebelum menentukan pilihan tempat berlibur, ada hal-hal yang perlu diperhatikan agar liburan jadi menyenangkan:

1. Stamina tubuh

Sebelum berlibur pastikan stamina tubuh terjaga. Kan sayang kalau jauh-jauh berlibur tetapi jatuh sakit saat tiba di tujuan. 

2. Keperluan pribadi

Coba dicek sekali lagi perlengkapan pribadi yang dibutuhkan di tempat yang dituju. Misalnya jika ingin bertamasya ke pantai, apakah outfitnya sudah komplit, sunscreen juga tidak boleh ketinggalan. Nggak lucu kan jika pulang liburan dari pantai malah harus perawatan kulit ekstra karena terbakar matahari.

3. Anggaran

Liburan bukan kebutuhan pokok, jadi seandainya anggaran pas-pasan dan masih ada kebutuhan lain yang lebih utama ada baiknya dahulukan kebutuhan pokoknya. Andai ada anggaran lebih pun bukan berarti menghabiskan waktu liburan dengan berhura-hura. Rencanakan rencana berlibur sebijak mungkin. Manfaatkan berbagai penawaran khusus yang menguntungkan dan menghemat anggaran. Syukur-syukur jika ada penawaran yang memberikan bonus berupa harga khusus atau #BerlimpahHadiah bagi pengguna, misalnya memanfaatkan penawaran dari BRI 



Penawaran Menarik Untuk Travelling Ciamik

Mau liburan tanpa boncos anggaran? solusinya rajin pantau aplikasi BRImo fitur Travel. Persiapan berlibur jadi lebih simpel dengan bantuan  #BRImo Mau beli tiket transportasi? serahkan pada yang ahli. Dibantu #BRImoMudahSerbaBisa tugas beli tiket jadi lebih mudah.

Satu aplikasi simpel buat pergi-pergi

Ini nih keuntungan mengatur keperluan liburan dibantu BRImo:

1.  Simpel dan praktis

Pemesanan tiket pesawat terbang, kereta api, bus hingga whoosh bisa dilakukan melalui BRImo. Nggak perlu bingung membuka berbagai web penawaran atau tanya - tanya ke sana kemari. Cukup gulir jari di BRImo, dan bayar pemesanan tanpa ragu lagi. Praktis dan simpel kan?

2.  Banjir promo

Untungnya beli tiket di BRImo tuh banyak promo yang bisa diperoleh sehingga bisa memangkas anggaran liburan. Secara berkala BRI menawarkan promo khusus bekerja sama dengan PT KAI atau d'primahotel misalnya. Lumayan kan kalau dapat tiket atau tarif menginap potongan harga?

3. Berlimpah hadiah

Udah dapat promo eeh bisa dapat hadiah pula. Wah ini mah namanya liburan riang gembira. Emang gak rugi jadi nasabah BRI karena program loyalty untuk nasabahnya nggak kaleng-kaleng. BRI juga tidak memandang sebelah mata pada nasabah. Semua nasabah BRI, baik itu BRITama maupun Simpedes bisa mengikuti program loyalti.

#BRImoFSTVL nih udah beken banget sebagai program loyalti untuk pelanggan setia BRI. Hadiahnya berlimpah, mulai dari Vespa Primavera hingga BMW 520i M SPort dan Hyundai Creta Alpha. Total ada 100.000 hadiah langsung di BRImoFSTVL 2024 periode 1 Oktober 2024 - 31 Maret 2025.


Cara Mengikuti Undian BRImoFSTVL

Bagaimana sih caranya memperbesar peluang agar bisa menang grand prize di BRImoFSTVL Siapa tahu kan liburan tahun ini masih naik kereta api yang tiketnya dipesan melalui BRImo eh menang undian dapat Hyundai Creta Alpha buat liburan tahun berikutnya.

#BanjirHadiah di #BRImoFSTVL

Selidik punya selidik Program BRImo FSTVL merupakan program loyalti bagi seluruh pengguna tabungan BRI. Program berupa undian berhadiah ini ditentukan oleh banyaknya poin yang bersumber dari rata-rata saldo tabungan per bulan serta nominal BRI Poin yang diperoleh nasabah selama periode program undian berlangsung.

BRI Poin bisa diperoleh dari setiap transaksi yang dilakukan menggunakan produk BRI yaitu e-banking (BRImo, Qlola Internet Banking dan ATM) transaksi melalui kartu kredit dan kartu debit BRI untuk berbagai keperluan. Intinya rajin-rajin aja menabung dan menggunakan e-banking BRI untuk berbagai transaksi demi memperbesar kesempatan mendapatkan hadiah pelanggan.

Bagaimana, sudah menentukan tujuan berlibur akhir tahun? jangan lupa manfaatkan BRImo untuk menemukan berbagai keuntungan melalui promo sekaligus memperbesar poin loyalti. Ssst kalau menang BMW 520i M SPort dari BRImo FSTVL jangan dipakai ngebut di jalan raya ya. Kendarai dengan bijak dan gunakan untuk menjelajah bumi nusantara Indonesia tercinta nan elok dan indah.

 

 

Share:

Agen BRILink Si Obat Pusing

Orang bijak berkata bahwa ketentraman itu datang dari hati, tentang bagaimana mensyukuri karunia tentunya juga termasuk yang selain harta baik itu keluarga, lingkungan pergaulan maupun lingkungan kediaman baik itu di kota maupun pedesaan.

Tinggal di desa seperti tempat saya tinggal ada enak dan nggak enaknya. Enaknya masih banyak sawah sehingga udara tidak terlalu gerah karena polusi udara. Kalau gerah karena cuaca memang sudah dari sononya. Desa tempat saya tinggal memang unik, padahal jarak ke Surabaya, kota megapolitan kedua di Indonesia hanya beberapa kilometer saja, tetapi kawasan domisili saya disebut desa, benar-benar desa, yaitu Desa Sukodono di Sidoarjo. 

Kalau orang lain jauh-jauh healing, mencari pemandangan sawah dan matahari terbit sampai ke Bali, saya cukup jalan kaki olahraga pagi di sawah dekat rumah untuk menyaksikan detik-detik matahari beranjak pelahan tanpa merogoh kocek yang mengganggu anggaran hanya demi menyaksikan sunrise seperti ini.

Menyambut Cemerlangnya Hari, Dokpri

Enaknya lagi, meski berupa desa, di area dekat tempat tinggal kami ada kantor cabang BRI. Bank satu ini memang dikenal merakyat, layanannya sampai ke desa-desa. Melayani orang-orang desa yang polos, apa adanya dan tata kramanya sangat terjaga. Pernah suatu ketika saat saya hendak mengambil uang di ATM di kantor cabang BRI berbarengan dengan seseorang yang melepas sandalnya sebelum memasuki kantor BRI. Selugu dan sesopan itu, yang jarang kita temui di kota-kota metropolitan.

Kalau dipikir-pikir nggak enaknya tinggal di desa mungkin cuma sekian persen saja. Paling-paling kalau pesan makanan online dari resto ongkirnya lumayan mahal, hiburan seperti bioskop nggak ditemukan (tapi kan sudah ada Netflix yang langganannya bisa ditanggung lima orang melalui sharing seperti ride share kendaraan) Tapi nggak enaknya lagi kalau butuh ke ATM BRI malam hari di kantor cabang kena palak tukang parkir liar. 

Duh, kalau teringat pengalaman Balada ATM BRI dan Tukang parkir rasanya pengen menyanyikan syairnya Nidji saat Giring belum jadi wakil menteri : 

Yakinkan aku TuhanDia bukan milikkuBiarkan waktu waktuHapus aku
Sadarkan aku TuhanDia bukan milikkuBiarkan waktu waktuHapus aku

Bernyanyi demi melupakan lembaran ribuan yang entah berapa kali harus melayang untuk tukang parkir penjaga ATM BRI di malam hari meski saya hanya berniat cek saldo doang menanti transferan yang entah kapan datang.

"Kok nggak cek saldo pakai M-Banking di BRImo saja sih" begitu kata tetanggaku. "Males e mbak, antri dulu di CS buat bikin" jawabku "Tapi bisa lo sekarang bikin mobile banking di rumah pakai Face ID" sambarnya. " Lho sampeyan bisa step bu stepnya dong, ajarin laah biar aku gak perlu kepalak tukang parkir lagi" harapku 

"Wah aku yo ora iso kok mbak, Itu tadi cerita salah satu pasien terapiku cerita dia udah bikin BRImo pakai Face ID" katanya sambil cengengesan. Ya memang serandom itu saya punya tetangga, anggap saja obat awet muda.

Tapi untungnya di lokasi yang lebih dekat dengan rumah sekarang sudah ada Agen BRILink. Jadinya nggak perlu kucing-kucingan sama tukang parkir kalau butuh ambil uang.

Peran Agen BRILink di Daerah

Agen-agen BRILink ini memang bukan agen rahasia seperti FBI. CIA atau M16 tetapi keberadaannya sangat dibutuhkan karena banyak berperan dalam aktivitas keseharian, antara lain:

1. Membantu tugas kantor cabang

Berbagai transaksi bisa dilakukan di agen BRILink termasuk mengambil uang dan membayar berbagai tagihan. Karena lokasinya tersebar hingga di perumahan, dusun dan sekitarnya, maka agen BRILink sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Apalagi jam operasional kantor cabang bank biasanya lebih pendek dibandingkan jam operasional agen BRILink, jadi nggak perlu pusing kalau butuh tarik atau setor tunai sewaktu-waktu. Agen BRILink juga siap menjadi mitra pemerintah dalam pencairan bantuan sosial seperti Bantuan Langsung Tunai.


Agen BRILink dekat rumah, buka sampai malam hari, Dokpri

2. Mengoptimalkan perputaran uang hingga di pelosok desa

Pengalaman tak terlupa yang terbantu dengan kehadiran agen BRILink adalah saat anak sulung saya yang sedang mondhok di pesantren di pelosok Banyuwangi sedang butuh uang mendadak. Lazimnya kami para walisantri akan bertukar informasi siapa yang sedang berkunjung sehingga bisa titip uang melalui transfer untuk diserahkan ke anaknya masing-masing. Ndilalah saat itu walisantri yang kami titipi uang berkata "Maaf Pak, saya hanya bawa uang terbatas jumlahnya, ini sudah banyak yang titip. Kalau harus ambil ke ATM lumayan jauh nih ojeknya, saya juga harus mengejar waktu agar nanti balik Surabaya tidak ketinggalan kereta" Wah suami saya sempat puyeng, bagaimana bisa segera memberikan uang kiriman untuk si sulung. Tapi Bapak walisantri yang baik tadi melanjutkan pembicaraan di telepon "Ada agen BRILink sih di dekat sini Pak, tetapi ya ada charge layanan administrasi seperti biasa" kata beliau Wah tentu tidak masalah, hanya tinggal melebihkan nominal transfer untuk mengganti biaya layanan mengambil uang di agen BRIlink masalah terpecahkan tanpa merasakan pusing kepala. 

3. Mengatasi masalah darurat di saat tepat

Mungkin agen BRILink bisa memasang slogan; Agen BRILink membantu mengobati pusing. Sebab pengalaman terbantu agen BRILink tidak hanya sekali. Kali ini di saat yang genting. Sekitar tiga tahun lalu, kami sekeluarga mudik ke tanah kelahiran suami di Bali setelah lebih dari sepuluh tahun tidak pulang ke kampung halaman. Bukan karena suami menjadi Si Malin Kundang yang durhaka atau meniru Bang Thoyib yang tak pulang-pulang. Tetapi karena kedua orang tua sudah tidak ada, alias yatim piatu maka niat untuk pulang kampung tidak sebesar dulu. Apalagi biaya mudik tidak bisa hanya ditulis lalu ditagihkan sebagai biaya perjalanan dinas hehehe.

Maka ketika bos di kantor suami menginstruksikan untuk memakai mobil sewaan perusahaan selama libur lebaran, jadilah kami nekad pulang ke kampung halaman pada H-1 Lebaran. Tapi, karena tidak mengetahui perubahan peraturan penyeberangan setelah bertahun-tahun, jadilah kami nyaris terperangkap di antrian mobil menuju penyeberangan tanpa membawa tiket. Lebih dari sepuluh tahun lalu, penjualan tiket penyeberangan dilakukan on the spot, yaitu di loket menuju jembatan yang mengarah ke kapal penyeberangan, ternyata beberapa tahun kemudian sudah banyak perubahan. 

Beruntung petugas polisi yang berjaga dengan ramah menanyakan apakah kami sudah mempunyai tiket sebelum menuju antrian. "Maaf Pak, sudah tidak ada lagi penjualan tiket on the spot, sekarang bisa diakses secara online jadi harus disiapkan dulu" kata pak polisi ketika suami menjawab pertanyaannya dengan "Biasanya kan beli sebelum masuk kapal"

"Atau bapak bisa memutar keluar pelabuhan dulu, tepat di seberang itu ada agen BRILink yang menyediakan pemesanan tiket" lanjut beliau. Masyaallah leganya, melebih rasa lega terbebas dari sembelit yang menyiksa.

Akhirnya suami memutuskan memutar mobil dan menuju agen BRILink di seberang jalan untuk membeli tiket penyeberangan.

Agen BRILink di Ketapang, Dokpri

Nggak pakai menunggu lama kami pun mendapatkan bukti pembelian tiket penyeberangan dan bisa melanjutkan perjalanan silaturahim hari raya. Coba kalau ngga ada agen BRILink di sana, harus mengunduh aplikasi tiba-tiba, melakukan pemesanan yang masih harus memikirkan langkah demi langkah, belum lagi kalau jaringan internet error di tengah-tengah bisa pusing kepala dalam kondisi sedang berpuasa.
Kapan ke Bali lagi, Dokpri

Agen BRILink Sebagai Implementasi Layanan Inklusif dan Inklusi Keuangan BRI

Bisa ditemui hingga di pelosok negeri, membantu perputaran uang di seluruh wilayah RI dan terbukti membantu masyarakat di segala segi merupakan sumbangsih agen BRILink bagi republik ini. Tak diragukan lagi, agen BRILink bukan hanya berperan layaknya obat pusing, tetapi merupakan bentuk implementasi layanan inklusi keuangan BRI.

Peraturan OJK No 76/POJK.07/2016 tentang Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan di Sektor Jasa Keuangan Bagi Konsumen dan/atau masyarakat menjadi penegas bahwa Agen BRILink adalah bukti keseriusan BRI mengimplentasikan layanan inklusi keuangan. Peraturan OJK tersebut menyatakan bahwa inklusi keuangan merupakan sebuah kondisi dimana setiap masyarakat memiliki akses untuk menjangkau berbagai layanan keuangan formal yang berkualitas, tepat waktu, lancar dan aman dengan biaya terjangkau sesuai kebutuhan masing-masing. Melalui layanan inklusi keuangan berbagai kondisi masyarakat termasuk yang berada di lapisan ekonomi terbawah dapat merasakan pelayanan dan produk keuangan.


Penyebutan bahwa Agen BRILink dapat dikategorikan sebagai layanan inklusi keuangan BRI bukan isapan jempol belaka, buktinya:

1. Melayani masyarakat seantero Indonesia
Agen BRILink bisa ditemui di berbagai wilayah nusantara. Di kota besar hingga di desa-desa. Di sekitar area lembaga pendidikan seperti pondok pesantren hingga di tempat wisata. Andaikan menebarkan harum aroma, Agen BRILink ini mungkin salah satu yang bisa setiap saat setia.
Dikutip dari website resmi BRI, AgenBRILink menyediakan layanan keuangan bagi masyarakat Indonesia, dan tersebar hingga di daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal). Hal ini turut membantu peningkatan signifikan baik dari jumlah agen maupun volume transaksi.
Agen BRILink di jalan menuju dermaga Gilimanuk, Dokpri

2. Biaya layanan Agen BRILink terjangkau oleh semua kalangam

Agen BRILink memberikan layanan penarikan uang mulai dari 50 ribu rupiah hingga jutaan rupiah dengan biaya antara tiga ribu hingga sepuluh ribu rupiah per transaksi tergantung apakah penarikan menggunakan kartu debit BRI atau BRImo serta ditentukan oleh lokasi dan nominal transaksi. 

Tarif transaksi di agen BRILink lebih lengkapnya dapat dilihat di sini

3. Tidak membedakan masyarakat berdasarkan status sosial

Agen BRILink tidak membedakan apakah pelanggannya adalah pemilik UMKM yang hendak mengajukan kredit mikro melalui layanan ultra mikro atau masyarakat dhuafa yang akan mengambil bantuan pemerintah berupa BLT, PKN dan sejenisnya. Agen BRI Link memperlakukan pelanggannya secara sama tanpa memandang apakah seorang pelajar yang hendak membeli pulsa, atau sosok pengusaha yang hendak melakukan top-up BRIZZInya.

Agen BRI Link Tumbuh Bersama BRILian dan Cemerlang

Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang akan merayakan hari jadi ke 129 pada 16 Desember 2024 mengusung tema BRILian dan Cemerlang. Tema yang menjadi simbol semangat BRI dalam menciptakan solusi finansial inovatif, berkelanjutan dan memberikan dampak positif bagi masyarakat serta pemangku kepentingan ini salah satunya terwakili oleh kehadiran Agen BRILink di seluruh negeri.

Sinergi insan BRILian, mitra kerja dan manajemen BRI menjadi kolaborasi dahsyat yang mampu menawarkan layanan keuangan yang menunjang masyarakat Indonesia yang cemerlang. Kehadiran agen BRI Link kian dibutuhkan dan diminati masyarakat Indonesia, terbukti dengan pertumbuhan agen BRILink yang meningkat pesat. Dikutip dari bri.co.id, tercatat sepanjang kuartal I Tahun 2024 agen BRI Link berhasil membukukan 285 juta transaksi finansial. Artinya meningkat 12,8% year-on-year dari 252,5 juta transaksi per kuartal I-2023. Peningkatan tersebut diiringi dengan volume transaksi mencapai Rp. 370 Triliun pada periode tersebut.
Agen BRILink menyongsong BRILian dan Cemerlang, Dokpri

Lebih lanjut, menurut Wakil Direktur Utama BRI Budi Harti di  dalam Press Conference Kinerja BRI Triwulan I-2024 di Jakarta, 25 April 2024, jumlah AgenBRILink ini tersebar di 61.122 desa di seluruh pelosok Indonesia. Kinerja mitra BRI ini turut menyumbang Fee Based Income (FBI) bagi BRI senilai 395 miliar rupiah.

Di sisi lain, berdasarkan Survei Nasional Literasi Keuangan (SNLIK) yang dilakukan oleh OJK pada tahun 2019, indeks inklusi keuangan Indonesia berada pada angka 79,19%. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 8.39% jika dibandingkan dengan tiga tahun sebelumnya. Data ini menunjukkan pertanda positif terkait pemerataan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, yang salah satunya disumbang oleh kinerja BRI sebagai institusi keuangan mikro terbesar di dunia dan meraih penghargaan sebagai bank terbaik dalam mendukung inklusi keuangan di Indonesia oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Bertumbuhnya Agen BRILink disikapi BRI dengan mengoptimalkan kinerjanya menyongsong proyek-proyek masa depan cemerlang. Direktur Bisnis Mikro BRI Supari, menyatakan bahwa Agen BRI Link di masa depan akan diberdayakan menjadi marketplace. Diharapkan dengan demikian pertunbuhan ekonomi di pedesaaan kian berkembang pesat sebab dengan keberadaan Agen BRI Link sebagai marketplace dapat menjembatani kebutuhan masyarakat desa akan produk-produk elektronik dan berbagai produk lainnya tanpa perlu jauh-jauh datang ke kota.



Daftar Pustaka

1. bri.co.id
2. CNBC Indonesia
3. Kompas.com

Share:

Pengalaman-pengalaman Tak Terlupakan di Negeri di Atas Awan

Masih Berada di Bawah Awan, Dokpri
"Tidak perlu mendaki gunung untuk menjejakkan kaki di atas awan," kata seorang teman. Bagaimana bisa pikirku, kalau mau berada di atas awan berarti harus berada di ketinggian, di dalam pesawat atau di tempat tinggi sekali yaitu gunung. Kalau berada di pesawat memang bisa berada di atas awan tanpa perlu mendaki, tapi kan lumrah, nggak usah dibahas. Nah bagaimana caranya selain naik pesawat dan mendaki gunung bisa berada di atas awan?
"Melancong saja ke negeri di atas awan," lanjutnya. 
Apapula ini, pikiranku langsung melayang ke negerinya Nirmala, tapi kan itu negeri dongeng. Tapi aku tak patah semangat, ternyata negeri di atas awan itu benar-benar bisa ditemui, meski maksudnya mungkin kiasan tetapi menggambarkan bahwa ketika menjejakkan kaki di sana, maka bisa jadi awan berada di bawah kita.
Negeri di atas awan, inilah yang menjadi julukan bagi Dieng, dataran tinggi di Wonosobo, Jawa Tengah.

Sungguh beruntung, bagaikan gayung bersambut. Ketika sedang membayangkan seperti apa negeri di atas awan, suami tercinta mengajak berpetualang ke Dieng pertengahan Oktober lalu. Berbekal tiga hal : sedikit tabungan, mobil pinjaman dan nekad maka berangkatlah kami berempat menempuh perjalanan kurang lebih 10 jam dengan beberapa kali berhenti untuk sarapan dan sholat.

Namun belum sampai tujuan, masih di tengah perjalanan menuju homestay yang sudah dipesan kami sudah menemui pengalaman tak terduga.

 Pungutan liar mengurangi kenyamanan

Di sebuah ruas jalan menuju homestay yang terletak di seberang obyek wisata Pintu Langit dan Taman Langit, tampak antrian mobil berjajar. Seseorang melambaikan karcis di depan tulisan besar ; retribusi 15 ribu/orang.

Apaan nih pikirku, ruas jalan ini jalan utama, bukan jalan atau pintu masuk menuju obyek wisata kok sudah ada retribusi? Tetapi saat giliran mobil pinjaman kami berhenti di depan "oknum" si bapak ini mempersilahkan kami melintas tanpa membayar. Ya udahlah meski penasaran mengapa tidak diperlakukan sama dengan antrian mobil sebelumnya, kami pun melanjutkan perjalanan.

"Oooh mungkin kita nggak dipungut bayaran karena dia melihat topi Polisi Militer di jok depan ini Pa" kata anakku yang membuat kami sadar dan tergelak. Bisa jadi, topi Polisi Militer (PM) milik saudara si pemilik mobil yang dititipkan di jok depan ini menjadi penyelamat kami dari pungli.

Namun di hari yang berbeda, keesokan harinya saat menuju arah obyek wisata Kawah Sikidang ternyata topi PM sudah tidak punya taji, karena kami tetap harus membayar pungli yang bisa ditawar. "Tiap orang 15 ribu tetapi boleh bayar seikhlasnya Pak. jangan lupa nanti di obyek wisatanya bayar karcis masuk lagi" kata si oknum. Karena penawaran tersebut jadilah suami bayar pungli sejumlah 30 ribu. Toh nantinya di obyek wisata masih bayar lagi antara 15-20 ribu per orang. 


Pengen dapat view lautan awan tapi....

Harapan menjejakkan kaki di atas lautan awan selama berada di Dieng tak kunjung kesampaian. Padahal kalau lihat di media sosial sepertinya sering sekali pemandangan ini ditemukan. Ya sudahlah, toh sebagai gantinya kami mendapatkan pemandangan tak terduga yaitu awan mirip topi di puncak Sindoro yang bisa dipandang dari Gardu Pandang Tieng. Oh ya, untuk menikmati pemandangan di Gardu Pandang Tieng ini tidak dipungut biaya. Tetapi kalau ingin berfoto di Taman Langit dan Pintu Langit yang berada di bawahnya barulah membayar 20 ribu/orang di weekend dan 15 ribu per orang/weekdays di masing-masing spot foto.

Gunung Sindoro Bertopi Awan, Dokpri


Kejutan dari pedagang makanan di gardu pandang.
Menikmati udara pagi dan panorama pegunungan yang indah sekali kurang nikmat jika tidak ada yang menemani. Camilan adalah teman yang paling bisa membuat happy. Nah di area gardu pandang ini ada beberapa pedagang yang menjajakan kudapan. Kami sempat mencicipi bakso tusuk. Wow baru kali ini makan bakso dengan kuahnya disajikan dalam gelas setara kemasan AMDK 250 ml. Ide brilian si abang bakso agar nggak capek  cuci mangkok, toh kalau si pembeli ingin menikmati kuah bakso tinggal diminum saja seperti minum air hahaha.
Keesokan hari kami datang lagi ke gardu pandang Tieng. Sayang kan lokasinya hanya beberapa meter di seberang, harus dipuas-puasin sebelum pulang. Kali ini menyempatkan jajan sate ayam. Kirain pedagang di sini penduduk lokal. Kaget nih saat melihat abang sate mengangkat ponselnya yang berdering dan mendengar ia bercakap-cakap dengan bahasa Madura secara lancar "Dekremah, Madureh taah, tetanggaan nih kita," timpal suami yang disambut senyuman lebar si abang sate madura. Luar biasa, di ketinggian 1700 meter, sejauh 700 kilometer-an dari Jawa Timur ternyata sate madura masih berjaya.


Ternyata mie ongklok itu...

Salah satu daya tarik jalan-jalan bersama keluarga adalah wisata kuliner. Jauh-jauh dari Sidoarjo ke Wonosobo pasti rugi dong kalau nggak mencicipi makanan khas daerah sini. Sate madura dan bakso tusuk gardu pandang Tieng belum bisa disebut sebagai kuliner khas Dieng kaan, maka harus mencari makanan yang lain sebagai perbandingan.

Nah, sepanjang perjalanan dibuat penasaran papan : Mie Ongklok Wonosobo. Jadilah malam harinya berkelana ke  pusat keramaian di Titik Nol Dieng buat mencari mie ongklok yang membuatku terheran-heran.

Ternyata mie ongklok tuh mie berkuah ditambah bumbu sate. Pantesan rata-rata di kedai Titik Nol Dieng mie ongklok disajikan satu paket dengan sate sapi/ayam atau kambing. Seporsi mie ongklok - 3 tusuk sate dibandrol 25 ribu rupiah. Dagingnya gede-gede, nggak heran jika makan mie anget dan tiga tusuk sate nih perut sudah kenyang banget.


Pelajaran tentang kejujuran di Candi Arjuna

Di Dieng mau kemana aja? Pilihan obyek wisata di Dieng cukup banyak sih. Tapi suami memilih yang terdekat dengan penginapan. 2 hari 2 malam di Dieng selain ke gardu pandang Tieng dan Pintu Langit di seberang jalan, disempurnakan dengan berkunjung ke Kawah Sikidang dan Candi Arjuna. Di Dieng dikenal sistem tiket terusan. Pengunjung Kawah Si Kidang dikenai HTM 30 ribu per orang dan berlaku tiket terusan ke Candi Arjuna, alias per destinasi wisata (belum termasuk pungli di tengah perjalanan) setiap pengunjung dikenai tiket masuk 15 ribu. 

Meski gerimis yang cukup deras mulai turun, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Candi Arjuna. "Hujan nih, mending kita pulang aja," kata suami. "Aaah sayang tiketnya hangus dong, lanjut aja, paling sebentar lagi gerimisnya reda" sahutku (maklum emak-emak kan paling merasa sayang kalau ada uang terbuang) Alhamdulillah gerimis yang cukup deras akhirnya mereda saat mobil yang kami tumpangi mulai memasuki area Candi Arjuna. Kebetulan adzan dhuhur terdengar, kami sempatkan sholat di mushola dahulu sebelum berkeliling menikmati pemandangan.

Usai sholat, suami memesan empat mangkok bakso untuk sekadar mengganjal perut yang mulai keroncongan. Cuaca mendung, udara dingin menjadi katalis cepatnya isi mangkok bakso berpindah ke perut-perut yang tak tahan dengan demonstrasi cacing-cacing minta perhatian.

Saya dan suami bergegas menuju pintu masuk. Si kakak dan adik masih tertinggal di belakang. Ketika kami bertemu di pintu masuk, si adik bercerita "Ma, tukang bakso itu tadi nemu HP ketinggalan di mushola" "Terus?" tanyaku penasaran. "Lalu dia menyerahkan ke petugas penjaga di area pengumuman karena tidak ada pengunjung yang mengakui hapenya ketinggalan" sahut di adik menutup cerita.

Alhamduillah. Di zaman edan ternyata masih banyak orang yang memegang teguh kejujuran. Padahal bisa aja salah seorang dari ribuan pengunjung mendatangi abang bakso untuk mengaku sebagai pemilik ponsel atau bahkan si tukang bakso bisa menyimpannya untuk keperluannya sendiri. Tetapi ternyata tidak demikian, semoga saja ponselnya sudah kembali ke tangan si tuan.

Dua hari dua malam di Negeri di Atas Awan rasanya kurang. Meski banyak kenangan tak terlupakan. Mandi dan berwudhu dengan air berasa air es, menikmati teh hangat yang mendadak jadi es teh hanya karena didiamkan, tidur malam harus berselimut dan berjaket kapan lagi bisa kami rasakan. Jika ada kesempatan dan cukup tabungan, rasanya ingin berkunjung kembali kapan-kapan. Berpetualang di Batu Ratapan Angin, Puncak Sikunir, Swiss Van Java dan beberapa tempat lain. Semoga saat Allah kabulkan, pungli-pungli di Dieng sudah ditiadakan.

Artikel ini adalah bagian dari latihan komunitas LFI supported by BRI 
Share:

Ada Apa Dengan Remaja Sekarang?

Membaca koran, membuka media sosial belakangan makin tak nyaman, Berita kriminalitas, kekerasan, kekejian kian meraja lela, sedihnya lagi jika kejahatan-kejahatan itu dilakukan para remaja. 

Masih belum hilang dari ingatan berita-berita kriminalitas tentang anak muda yang tega membunuh orang tua kandungnya karena berbagai alasan, karena memaksa minta dibelikan ponsel baru, karena tidak bosan dinasihati, karena ingin menguasai harta warisan dan berbagai alasan yang membuat mata terbelalak.

Beruntun kemudian berita kriminalitas yang dilakukan anak-anak usia belasan yang kini tidak bisa lagi disebut anak ingusan. Bagaimana mungkin anak ingusan usia 13 tahunan bisa melakukan bullying terhadap teman sekolah hingga berujung kematian. Bagaimana bisa anak usia SMP melakukan tindakan keji memperk*sa teman sekolahnya dan membunuhnya untuk menghilangkan jejak. Sungguh mengerikan jika ada seorang anak remaja sekolah menengah tega menghabisi nyawa teman yang juga bendahara kelas hanya karena sakit hati akibat ditagih iuran.

Faktor Pemicu Kejahatan yang Dilakukan Remaja

Di era 1970 - 1980 an kenakalan remaja "hanya" berkutat dengan tawuran/perkelahian antar remaja, bolos sekolah namun di era tahun 2000-an kenakalan remaja semakin mengerikan karena sudah mengarah ke tindak kejahatan yang semakin mengkhawatirkan karena berujung pada kejahatab seksual dan pembunuhan berencana.

Apa yang memicu kejahatan yang dilakukan remaja? Beberapa faktor berikut ini ditengarai menjadi faktor pemicunya:
1. Dampak negatif globalisasi dan derasnya arus informasi
Internet telah menjadi salah satu kebutuhan pokok di zaman globalisasi. Selain dampak positifnya dalam membantu kemudahan dalam berkomunikasi dan berbagai aktivitas digital, internet juga membawa dampak negatif dengan kemudahan masyarakat mengakses situs pornografi dan situs-situs yang menginspirasi untuk berbuat kejahatan.
Internet dalam Kehidupan, Pixabay

Salah satu yang pernah menjadi korban dampak negatif adalah anak saya. Waktu masih duduk di bangku sekolah dasar dia pernah mengambil uang di dompet tanpa izin hanya karena ingin membeli perlengkapan game online agar bisa naik level. Diamond, skin dan sebagainya yang bisa dibeli dengan mudah di mart-mart dan kios pulsa. Ketika ketahuan saya pun bertindak tegas, menghapus unduhan semua game dari ponselnya serta memotong uang sakunya sebagai ganti uang yang telah diambilnya tanpa izin.
2. Kekosongan peran orang tua
Kebutuhan hidup yang kian melesat menyebabkan orang-orang dewasa yang telah berkeluarga bekerja lebih keras agar tidak jatuh melarat. Hal ini menyebabkan kekosongan peran orang tua dalam mendidik dan membimbing anak-anaknya sehingga menyebabkan kekosongan jiwa. Sebuah dilema, ketika harus memilih antara mencari nafkah dan memastikan kondisi psikologis anak-anak tidak dalam kondisi mengkhawatirkan karena dalam bimbingan dan pengawasan sesuai kebutuhan.
3. Lingkaran pergaulan 
Pergaulan bebas menjadi salah satu faktor penyebab mudahnya anak-anak muda tepengaruh untuk berbuat kejahatan. Ibarat penyakit menular, kejahatan juga bisa terjadi karena pengaruh kejahatan yang dilakukan orang lain.

Penggunaan Internet yang berlebihan dapat menyebabkan konsekuensi negatif seperti masalah psikologis sehingga kehidupan pribadi menjadi terganggu.

Penggunaan Internet berlebihan dapat menyebabkan kurang tidur di kalangan remaja, yang dapat menyebabkan insomnia dan kelemahan fisik. (Ira Nurmala, S.KM., M.PH., PhD dalam artikel Problematic Internet Use)

 

Bagaimana Mencegah Remaja Berbuat Kriminalitas

Fenomena kriminalitas remaja tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Remaja adalah generasi harapan bangsa dan membawa pengaruh bagaimana negeri ini kelak melaju di tengah masyarakat dunia.
Berikut adalah langkah-langkah agar kriminalitas remaja dapat dicegah dan diatasi:
1. Penegakan hukum
Salah satu hal yang menyebabkan kejahatan remaja kian menjadi adalah lemahnya hukum atas kejahatan yang dilakukan anak yang dianggap di bawah umur. Produk hukum ini harus direvisi agar menjadi rambu bagi remaja sehingga muncul rasa takut masuk penjara
2. Pembatasan situs-situs berdampak negatif
Pemerintah harus berupaya lebih keras dalam menangkal situs porno, judi dan game online yang mengarahkan remaja untuk berbuat kejahatan
Waspadai situs berbahaya, Pixabay


3. Pemberdayaan perempuan dan optimalisasi peran ayah
Perlu dipikirkan langkah agar ibu-ibu rumah tangga tetap bisa mencari nafkah tanpa meninggalkan rumah dan bisa memberikan pendidikan dan bimbingan bagi anak-anaknya. Peran ayah harus lebih besar, bukan sekadar mencari nafkah, tetapi ayah juga harus hadir dalam kehidupan anak sebagai role model dan teman berbagi cerita.
4. Pembatasan penggunaan ponsel
Idealnya anak dianggap bijak ketika menggunakan ponsel adalah ketika sudah berusia minimal 14 tahun. Namun di zaman sekarang hal ini sulit diterapkan, sebab menurut pengalaman anak-anak usia sekolah dasar sudah dituntut menggunakan ponsel terutama saat masa belajar daring di kala pandemi. Whats App grup untuk pembagian tugas di kelas juga membutuhkan akses ponsel. Jika penggunaan ponsel pada usia minimum sulit diterapkan, jalan terbaik untuk memantau kesehatan psikologis anak pengguna ponsel adalah dengan menginstall aplikasi yang menautkan akun orang tua dengan si anak. Misalnya Family Link, orang tua akan mendapat pemberitahuan jika si anak mengunduh aplikasi tertentu sehingga dapat memantau apakah aplikasi tersebut berbahaya bagi kejiwaan atau aman untuk perkembangan psikologis.

Penggunaan internet sangat dibutuhkan di zaman serba digital. Tetapi penyaringan terhadap penggunaan internet lebih penting agar masyarakat, terutama generasi muda mampu mengoptimalkan dampak positif dari pemanfaatan internet dan dapat mencegah dampak negatif agar tidak menjadi faktor pemicu terjadinya kriminalitas.

Anak-anak muda adalah aset bagi keluarga, bangsa dan negara. Ibarat tunas yang bertumbuh, jika dalam pertumbuhannya terserang hama dan gagal panen maka kesalahan tidak dapat dibebankan hanya pada bibit yang buruk, tetapi juga bagaimana perlakuan lingkungan sekitar ketika mengiringi pertumbuhannya. 

Artikel ini adalah bagian dari latihan komunitas LFI supported by BRI 
Share:

Balada Pekerja Lepas di Mata Dunia

 "Wah enaknya, saya juga ingin santai, menikmati hidup seperti sampeyan" kata seorang teman saat kujawab pekerjaanku berkutat dari mandangin laptop dan gulir-gulir ponsel.

What?! seribu rasa menggumpal di dada mendengar dia berceloteh sedemikian rupa, itenggorokan hingga lambung terasa seperti sedang menelan nasi setengah panas yang belum dikunyah sempurna.

Pekerjaan di rumah yang berkaitan dengan ponsel dan mengelus keyboard laptop ternyata dipandang bukan sebagai aktivitas menyibukkan. Santai seperti di pantai, begitu kesan yang ditangkap jika mendapatkan jawaban dari pertanyaan tentang bekerja dari rumah sebagai cara mencari nafkah.

Work at Home, Pixabay Olisa655


Saya pribadi sebagai pekerja lepas, serabutan memang kesulitan menjawab pertanyaan : pekerjaanmu apa. Maka jawaban berkutat dengan ponsel dan laptop adalah jawaban yang paling sesuai dengan kenyataan. Pekerjaan yang bisa dilakukan sambil gegoleran, tengkurap, duduk di atas kasur. Rupanya pekerjaan seperti ini dianggap sebagai pekerjaan tersantai di dunia. 

Sebenarnya apa sih pekerjaan saya? Sebagai pekerja lepas serabutan saya terkadang menerima tawaran menulis artikel untuk pengisi blog atau website tertentu. Saya juga mengerjakan survey online sebagai panelis dengan imbalan poin di setiap panel yang bisa dikonversi menjadi saldo paypal atau saldo dompet digital. Berkaitan dengan aktivitas sebagai panelis survey online, agar tidak ketinggalan dan keduluan panelis lain maka saya memang harus sering login ke berbagai panel, melebihi frekuensi anjuran minum obat resep dokter dalam sehari.

Tidak jarang saya juga terjun ke dunia pendengung dan konten kreator yang memperkenalkan produk atau jasa tertentu, melakukan promo terselubung menggunakan kata kunci atau hashtag tertentu di media sosial. Pekerjaan-pekerjaan tanpa terikat jadwal harian terkesan santai dan remeh padahal jika ditekuni dengan serius hasilnya perbulan bisa melampaui UMR Surabaya. Tentu ini bukan penghasilan saya, tetapi beberapa teman saya mengakui meraih hasil sebesar itu, bahkan ada yang meraup penghasilan hingga dua kali UMR Jakarta per bulan.

Pekerja-pekerja lepas di bidang konten kreator tidak perlu melakukan absensi sidik jari atau terikat dengan jam kerja eight to five, tetapi tidak jarang harus bersiap dengan tawaran job mendadak yang mengharuskan melek semalaman tak beda dengan petugas keamanan di pos satpam karena dikejar deadline.

Enak banget ya jadi pekerja lepas

Kalau ditanya enak nggak enaknya bekerja serabutan tentu semua pekerjaan ada hal yang menyenangkan, ada yang membuat kurang nyaman, seperti minum obat bersalut gula, ada bagian manis dan pahitnya.

Enaknya bekerja sebagai pekerja lepas itu...jam kerjanya bebas. Apalagi jika deadline pekerjaan masih lama, pekerjaan bisa dikerjakan di waktu senggang tanpa terburu-buru. Waktu kerja yang fleksibel menjadi modal untuk menggali kreativitas di bidang lain agar kemampuan bisa lebih meningkat. Tentang penghasilan? jangan lupa, kekayaan pekerja lepas non formal di bidang konten kreator dunia digital yang sudah punya nama seperti Atta Halilintar bisa membuat Dirjen Pajak membelalakkann mata dan buru-buru mengirim surat elektronik menanyakan kewajiban bayar pajaknya.

Nggak enaknya jadi pekerja lepas yang masih terikat dengan kontrak dengan klien posisinya mirip dengan pekerja kantoran dengan atasan. Keinginan klien harus dipenuhi, bahkan jika harus revisi berpuluh-puluh kali. Lebih nggak enak lagi jika dikejar tenggat waktu padahal kondisi tubuh sedang tidak memungkinkan karena seluruh badan sedang menderita seperti usai dihajar pentungan.

Bagaimana tips mengelola keuangan bagi pekerja lepas yang tidak menerima gaji bulanan?

Para pekerja lepas yang penghasilannya juga bebas harus lebih bijak dalam mengelola keuangan. Tak ubahnya seperti pekerja informal tukang becak, abang ojek atau pedagang kaki lima, bijak mengelola keuangan adalah kunci stabilnya kondisi finansial pribadi dan rumah tangga. Jika tawaran pekerjaan sedang mengalir tiada henti dan berimbas kepada penghasilan yang turun bagai hujan deras maka sebaiknya air ditampung di berbagai bejana, bukan dihabiskan untuk berfoya-foya. Simpan sebagian uang dalam bentuk investasi yang sebagian bisa dicairkan sewaktu-waktu seperti perhiasan, rekening tabungan dan simpan sebagian lagi untuk investasi jangka panjang untuk persiapan masa depan seperti reksadana, properti kecil-kecilan atau logam mulia. Tentunya uang yang disimpan adalah uang bebas, artinya uang sisa setelah semua kebutuhan pokok keluarga terpenuhi seperti aliran air irigasi pertanian yang sebagian ditampung di dalam bendungan.

Jadi lebih enak mana sebagai pekerja kantoran eight to five bergaji bulanan atau pekerja lepas yang jam kerjanya fleksibel dengan fluktuasi pendapatan? 

Artikel ini adalah bagian dari latihan komunitas LFI supported by BRI 

Share:

Momen Tak Terlupakan di Resto Alas PPLH Seloliman

Akhir pekan, liburan pengennya jalan-jalan, cuci mata menikmati waktu berkumpul dan bercengkrama bersama keluarga. Kata orang, tamasya itu penting demi menjaga kewarasan jiwa. Tetapi jika terbentur anggaran, bisa-bisa sepulang memaksakan healing malah "sakit jiwa' atau minimal pusing tujuh keliling.

Maka, buat kaum mendang-mending seperti saya dan keluarga, menentukan tujuan gathering adalah hal penting. Bagaimana caranya bisa kumpul, makan enak bareng-bareng sambil menikmati bentang alam yang elok menawan tanpa porah anggaran.

Sesekali boleh dong kaum medium menikmati makan di luar rumah type 36 yang kadang terasa sempit bagi kami berempat yang bermassa badan jauh di atas 36 kilogram. Oh ya, langsung teringat ketika tempo hari saat kami berempat berdarmawisata naik motor ke Petilasan Jolotundo di Mojokerto melewati PPLH Seloliman yang konon merupakan tempat eduwisata sekaligus menawarkan restoran dan penginapan. 

Sajian di Resto Alas PPLH Seloliman, Dokpri

Sip! Inilah pilihan tepat, sebab selain lokasinya bisa dijangkau dengan naik dua motor berempat. udaranya tentu lebih sejuk dan lansekapnya pasti menawan karena berada di jalur menuju arah Gunung Penanggungan. 

Tapi, karena waktu liburnya pas tanggal 17 Agustus, harus memastikan terlebih dulu apakah PPLH dan restonya buka atau libur? Setelah mendapat kepastian melalui nomor telepon CP yang tertera di akun instagramnya bahwa PPLH Seloliman tetap menerima pengunjung di tanggal merah 17 Agustus barulah kami berangkat pagi-pagi di saat upacara bendera di lapangan dekat rumah belum dimulai.

Sekitar satu jam perjalanan, sampailah kami di PPLH Seloliman di Dusun Biting RT 05/RW03 Seloliman, Trawas. Udara sejuk menerpa wajah, rimbun pepohonan memanjakan mata sejauh mana memandang. Di dekat  lahan parkir terdapat denah sehingga kami bisa langsung menuju restoran. Resto Alas, demikian nama tempat makan di PPLH Seloliman. 

Naik tangga ke ruang makan utama Resto Alas, Dokpri

Wah ternyata kami tiba saat upacara bendera masih berlangsung. Salut! meski jumlah karyawannya tidak kolosal tetapi upacara memperingati Hari Kemerdekaan tetap diadakan dengan khidmat. Jadilah kami duduk menikmati suasana tanpa ada yang menyambut dan belum ada pengunjung yang datang. Tapi justru dalam kesunyian  seperti ini kami bisa puas memandang, mengabadikan panorama alam yang sangat menawan. Sungai kecil yang mengalir riang, pohon-pohon besar, rindang yang menyejukkan, samar kabut menyelimuti Gunung Penanggungan dan ciak burung bersahutan berkicau riang membuat kami membunuh waktu tanpa merasa jemu.

Pemandangan dari Ruang makan utama Resto Alas PPLH Seloliman. Dokpri

Setelah sekitar 15 menit puas menikmati pemandangan, upacara bendera usai dan salah seorang karyawan menyambut kami sembari mengangsurkan daftar menu "Selamat datang di Resto Alas, maaf menunggu lama usai upacara, monggo pilih menu yang mana" sapa beliau dengan ramah, sopan disertai seulas senyuman.

Pilihan suami jatuh Paket B seharga 174 ribu rupiah dengan menu : gurami bakar, tempe goreng, urap-urap, buah, nasi sebakul untuk 4 orang dan es teh 4 porsi. Buat saya menu ini sudah lebih dari cukup, apalagi nasi sebakul yang katanya untuk berempat itu porsinya jumbo, untuk empat raksasa karena tetap masih bersisa meski anak-anak sudah nambah. Buat lauk ekstra mereka masih nambah telur dadar Alas. Tak lupa es jeruk serta tempe mendoan dan pisang goreng keju sebagai camilan. Waah sungguh mengugah selera, mari makan tapi jangan lupa berdoa.




Daya tarik Resto Alas PPLH Seloliman bukan hanya suasana yang menonjolkan bentang alamnya. Menu yang disajikan juga istimewa sebab semua bahan mentahnya baik sayuran maupun lauk merupakan hasil budidaya PPLH Seloliman, dan dimasak serta disajikan menggunakan bumbu dasar alami tanpa penyedap rasa. 

Cita rasanya gimana dong memasak hanya dengan bumbu dasar? Enak dan asyik aja kok. Gurami bakar kecapnya sedap, bumbunya meresap sampai ke daging ikan. Memasak ikan bakar bukan hal mudah, kalau nggak piawai bisa-bisa bagian luarnya gosong tapi di dalam masih mentah. Nah gurami bakar di Resto Alas ini baik bumbu maupun tingkat kematangannya pas, cocok dinikmati dengan urap-urap yang bumbu dan parutan kelapanya meruap.

Paket Hemat di Resto Alas yang ramah di kantong, Dokpri

Sampai kami selesai makan hanya ada dua pengunjung yang datang dan memilih tempat agak jauh dari meja kami. Petugas yang ramah tadi datang lagi sambil menanyakan apakah kami butuh sesuatu, sambil mempersilahkan untuk menikmati pemandangan di bagian atap resto yang digunakan sebagai tempat makan lesehan. Sebab suasanya lengang, tawaran tidak kami sia-siakan. Wow, panoramanya makin cantik di tempat lesehan. Begitu lengangnya suasana, nggak cuma lesehan tapi kami bisa leyehan alias tidur-tiduran di saung beralas kayu dan berhiaskan jerami di atap yang disediakan untuk tempat bersantap.  

Santai yuuk, Dokpri

Dari tempat makan lesehan lansekap Gunung Penanggungan terlihat lebih jelas. Beberapa bangunan mungil yang disewakan sebagai tempat penginapan tampak terawat dengan baik, dikelilingi taman yang cantik. Meski berjam-jam duduk di sini tanpa memesan menu lagi kami tidak diusir atau diganggu sedikitpun.

Pemadangan di tempat lesehan, Dokpri


Meski kerasan karena merasa nyaman, toh kami juga harus pulang sebab selain pagar rumah tidak digembok, kalau harus menyewa rumah penginapan di PPLH Seloliman otomatis dananya harus nombok.

Bercengkrama bersama keluarga di hari libur merupakan momen istimewa. Apalagi jika diselingi dengan menikmati sajian menu organik dan dimanjakan oleh panorama nan cantik. Begitu cantiknya sampai waktu terlalu berharga detik demi detik, jadilah bahan konten yang ciamik.


Pengen makan enak sekaligus menikmati suasana yang nyaman tapi anggaran pas-pasan. Jangan sedih kawan, bisa cari tempat makan di pedesaaan yang bisa dijangkau tanpa kesulitan. Jadi kapan nih kalian mampir ke Resto Alas PPLH Seloliman? 


Berkibarlah benderaku, Dokpri


Artikel ini adalah bagian dari latihan komunitas LFI supported by BRI
Share:

Kumpulan Emak-emak Blogger

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan

Ning Blogger Surabaya

Ning Blogger Surabaya

BloggerHub

Warung Blogger

KSB

komunitas sahabat blogger
Powered by Blogger.

About Me

My photo
Ibu dua putra. Penulis lepas/ freelance writer (job review dan artikel/ konten website). Menerima tawaran job review produk/jasa dan menulis konten. Bisa dihubungi di dwi.aprily@gmail.com atau dwi.aprily@yahoo.co.id Twitter @dwiaprily FB : Dwi Aprilytanti Handayani IG: @dwi.aprily

Total Pageviews

Antologi Ramadhan 2015

Best Reviewer "Mommylicious_ID"

Blog Archive

Labels

Translate

Popular Posts

Labels

Labels

Blog Archive

Recent Posts

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.